Uskup Keuskupan Salto di Uruguay: Centro Mariano de Aurora Pelantun Lagu “La Voce di Maria” tak Terkait Gereja Katolik

2
3,043 views
Uskup Uruguay tegaskan Kelompok Centro Mariano de Aurora pelantun tembang" La Voce di Maria" bukan bernaung dalam Gereja Katolik. (Ist)

BERIKUT ini pernyataan Uskup Keuskupan Salto di Uruguay, Amerika Latin: Mgr. Pablo Jaime Galimberti tentang kelompok yang mereka nilai sebagai grup yang tidak jelas.

Sebagian kelompok ini menampilkan diri dalam sebuah tayangan video yang belakangan ini telah beredar secara viral, karena menyanyikan lagu La Voce di Maria.

Dan yang membuat kelompok ini jadi “menarik” adalah karena mereka sengaja mengenakan “pakaian biara”.

Padahal, para pelantun lagu itu bukan rohaniwan-rohaniwati. Mereka itu hanyalah orang-orang biasa –katakanlah penyanyi- yang kebetulan memilih habit (jubah biara suster) dan jubah biarawan sebagai aksesori pemanis agar dikesankan tampil lebih saleh.

————-

Gereja Katolik Ingatkan Ada Sekte yang “Membingungkan Orang”

Uskup Dioses Salto di Uruguay, Amerika Latin, yakni Mgr. Galimberti telah merilis sebuah pernyataan tentang keberadaan kelompok yang menamakan diri “Centro Mariano de Aurora”.

Mgr. Galimberti juga menegaskan dan ingin mengklarifikasi bahwa Kelompok Centro Mariano de Aurora itu tidak ada hubungannya dengan Gereja Katolik.

Pemimpin Gereja Lokal Keuskupan Salto itu juga mengecam kurangnya kejelasan dan transparansi yang terjadi pada kelompok bernama Centro Mariano de Aurora kepada umat.

Konferensi Para Uskup Uruguay beberapa hari lalu sudah mengingatkan umat tentang keberadaan sebuah sekte agama yang diduga telah “beroperasi” di pedalaman Uruguay.

Menurut Uskup Mgr. Pablo Galimberti, kelompok itu telah “membingungkan umat.”

Gonta-ganti nama

Uskup juga telah menjelaskan kepada surat kabar EFE terbitan Uruguay bahwa kelompok yang disebut “Centro Mariano de Aurora” sudah melakukan kegiatannya di wilayah Provinsi Salto dan Paysandú, kawasan barat laut Uruguay.

Kegiatan mereka sudah terjadi sekitar lima tahun yang lalu.

Aksi kelompok itu sebenarnya sudah dikritik dan dikecam oleh otoritas Gereja Katolik Uruguay di tahun 2012, ketika kelompok yang “tidak jelas” itu sering tampil melakukan kegiatan mereka dengan nama House of Redemption (Rumah Penebusan).

Meskipun demikian, Uskup Mgr. Galimberti, mau menegaskan bahwa “setiap orang tetap bebas dan setiap orang juga tetap boleh mengekspresikan dirinya”.

Namun, Uskup juga tegas menekankan bahwa kebebasan berekspresi itu perlu dilakukan dengan kejelasan dan transparansi.

New age?

Menurut situs web Marian Center of Aurora, kelompok awam yang “berjubah” ini merupakan “manifestasi kehidupan roh, ruang di permukaan planet tempat mereka mencoba mengalami pola baru perilaku evolusi yang menuntun manusia untuk belajar hidup dalam harmoni…. Persaudaraan dengan semua kerajaan “.

Agar umat tidak bingung

Menghadapi apa yang Gereja Katolik anggap sebagai kelompok yang dapat dikaitkan dengan lembaga gerejawi, maka Uskup Mgr. Galimberti segera mengambil sikap.

Ia memutuskan dirinya harus secepatnya merilis pernyataan guna bisa memperjelas situasi dan demi upaya menghindari terjadinya “kebingungan” di kalangan umat.

Ambil atribut Katolik tapi tidak “beragama”

Dalam konteks ini, pemimpin Gereja Katolik di Uruguay, Amerika Latin, menegaskan dalam pesan rilis pernyataannya sebagai berikut:

  • Kelompok Centro Mariano di Aurora itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Gereja Katolik;
  • Uskup mengingatkan bahwa doktrin membingungkan kelompok itu telah mencampurkan-adukkan unsur-unsur tradisi Katolik dan sumber-sumber lainnya;
  • Uskup menunjukkan bahwa kelompok itu lebih mewujudkan dirisebagai kelompok beraliran filosofis, religius, dan ekumenis;
  • Tetapi pada saat yang sama, mereka juga mengklaim tidak mengikuti agama apa pun.
  • Kelompok itu telah memakai dan mencampur-adukan berbagai acuan pokok dan tradisi ajaran iman Katolik seperti gambar Yesus Kristus, Perawan Maria dan “rosario khusus”.

Bukan anggota Dewan Gereja Sedunia

Uskup Mgr. Galimberti menjelaskan bahwa kelompok itu juga bukan merupakan anggota dari “Dewan Gereja Sedunia” sebagai lembaga pusat ekumenis Kristen Protestan yang berpusat di Jenewa, Swiss.

Dengan demikian, kelompok tersebut tidak bisa menjadi bagian dari Gereja.

Uskup Galimberti juga mengingatkan agar penduduk di wilayah di mana kelompok itu giat beroperasi berhak mendapatkan informasi yang jujur dan dapat diandalkan.

Artinya, demikian Mgr. Galimberti, masyarakat pada akhirnya akan sadar dan tahu bahwa ada hal-hal berbeda dari kelompok ini.

Juru bicara Aurora menolak mengomentari pernyataan Uskup Galimberti.

“Kami tidak akan membuat pernyataan apa pun. Kami tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan untuk menanggapi hal itu,” katanya dalam wawancara dengan EFE, surat kabat terbitan Uruguay.

PS:

2 COMMENTS

  1. apakah ini sama dengan “kelompok pelayan kasih dari ibu yang bahagia” yg ada di indonesia,,? karena kelompok ini mengajarkan untuk tidak komuni dengan prodiakon, doa salam maria yg berbeda, mengharamkan misa di luar gereja, mengharamkan prodiakon..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here