Virtual Youth Day (VYD) 2020: Mengakar, Mekar, dan Berbuah

0
570 views
Tim Komkep Keuskupan dan Ketapang dan Komsos Keuskupan Ketapang,Kalbar. (Maria Rosa/Komkep Keuskupan Ketapang)

DALAM situasi pandemi covid-19 ini, perjumpaan bersama para orang muda Katolik sangat mustahil dilakukan. Oleh karena semakin banyaknya orang-orang yang terjangkit dan korban jiwa yang berjatuhan, semua pihak –tanpa terkecuali– semakin berhati-hati dalam melakukan perjumpaan.

Namun orang muda yang kreatif selalu tidak kehabisan cara. Allah melalui kasih-Nya, menjadikan orang muda sebagai penyalur rahmat serta wujud nyata hal yang mustahil menjadi mungkin terjadi.

Virtual Youth Day 2020 adalah bukti nyata bahwa orang muda semakin kreatif menemukan cara untuk tetap menebarkan buah-buah iman melalui media virtual yang setiap hari mereka gunakan.

Misa Pembukaan Virtual Youth Day 2020 dilaksanakan pada 28 Agustus 2020 lalu dan Keuskupan Ketapang dipercayakan untuk melaksanakan selebrasi.

Dalam hal ini tuan rumah adalah Komkep KWI Mgr. Pius Riana Prapdi bersama Ketua Komkep Keuskupan Ketapang Romo Fransiskus Suandi dan tim berkolaborasi dalam memfasilitasi ide-ide inovatif ini.

Melalui homili yang sangat menyentuh, Mgr. Pius Riana Prabdi mengajak para pemuda untuk semakin mengakar, mekar dan berbuah.

Diakui dengan jujur oleh Mgr. Pius Riana Prabdi bahwa pandemi covid-19 ini telah menjadikan berbagai kegiatan Youth Day terpaksa harus ditunda pelaksanaannya.

Namun demikian, energi orang muda untuk berkreasi tidaklah berhenti. Semangat untuk berkarya bagi Gereja dan negara tetap membara. Bahkan dikatakan oleh Mgr. Pius bahwa kerinduan untuk berbagi sukacita dan inspirasi sudah tidak terbendungkan lagi.

Para orang muda Katolik seluruh Indonesia berjumpa dalam Virtual Youth Day 2020.

Di sini, para orang muda menyatukan hati untuk berjumpa dengan Yesus. Dalam homilinya Mgr. Pius menegaskan kembali bahwa Kerajaan Surga seumpama sebagai perjamuan yang penuh sukacita. Orang muda ditempatkan sebagai pemeran utama dalam Kerajaan Surga.

Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan menyongsong mempelai laki-laki. Orang muda dipilih untuk berada paling dekat dengan sang mempelai.

Yesus memanggil orang muda untuk bijaksana membuat pilihan hidup agar layak bagi Kerajaan Surga. Bijaksana adalah semakin mengakar, mekar dan berbuah di dalam Kristus.

Mengakar pada Kristus berarti Dialah sumber kehidupan kita. Orang muda semakin mengenal Kristus melalui keluarga, cinta kasih orang tua yang menghantar pada perjumpaan dengan Allah.

Kebersamaan dan perjumpaan di ruang virtual selama beberapa minggu yang kita lalui untuk berdiskusi, berdoa, NgoPi (Ngobrol Pintar), talkshow, berbagai inspirasi juga menghadirkan wajah Kristus walau hanya sebatas virtual. Akar iman makin menjulur melampaui batas ruang dan waktu.

Bijaksana adalah bertambah teguh dalam iman. Potensi diri orang muda makin berkembang berhadapan dengan tantangan. Orang muda mengalami pengalaman ditinggal mati oleh orang terkasih, kegagalan, dikhianati, dikucilkan, dan menderita.

Sering kali pengalaman-pengalaman itu membuat orang muda terhempas dalam kehancuran. Pengembangan diri bisa mengalami situasi yang tidak mudah, seperti tanaman yang daunnya rontok, rantingnya patah, atau ditimbus hujan dan badai.

Perjalanan iman akan menemukan jalan. Mgr. Pius memberikan nasehat bahwa proses sekali jatuh bukan kegagalan seumur hidup. Allah telah mengulurkan tangan dalam kegelapan seperti Petrus yang akan tenggelam di tengah laut. Situasi seperti itu mampu membuat orang muda mensyukuri segala situasi.

Bangkit dari tanah setelah jatuh adalah mengumpulkan minyak dalam buli-buli menjadi daya ungkit potensi untuk mekar. Berani bangkit dan berkarya lagi berarti memenuhi buli-buli dengan minyak harapan yang baru dengan berkomunitas sebab orang muda dipanggil bukan orang per orangan yang tidak mengenal satu sama lain.

Tetapi orang muda dipanggil sebagai satu umat. Orang muda dipanggil menjadi seperti lima gadis yang bijaksana yang berkomunitas.

Tuhan telah memanggil dan memilih orang muda untuk menjadi jembatan kebaikan. Komunitas-komunitas yang saling berbagi kebaikan melalui katekese digital, daya kreasi, semangat dan energi positif adalah jembatan-jembatan yang menjaga pelita iman tetap menyala.

Misa Pembukaan VYD 2020 (Maria Rosa – Komkep Keuskupan Ketapang)

Memekarkan iman dan membuat orang muda semakin melihat jalan kehidupan.

Berbuah artinya melimpah dengan syukur atau hati yang mampu mengasihi. Mgr. Pius mengutip perkataan Paus Fransiskus yang mengatakan, ”Kemudaan sejati adalah mereka yang memiliki hati untuk mengasihi”.

Iman berbuah dalam kasih perutusan. Iman menjadi penerang bagi sekitarnya. Buah perutusan adalah gerakan keluar; Gereja yang bergerak keluar adalah Gereja yang membuka pintu-pintunya. Bergerak keluar menjumpai sesama di pinggir-pinggir kemanusiaan, memperlambat gerak untuk melihat dan mendengarkan sesama.

Menemani orang yang tertatih-tatih di jalan. Selanjutnya Mgr. Pius menyerukan kepada orang muda untuk pergi bersama dengan Yesus untuk menyembuhkan saudara-saudari yang terluka, merawat alam yang menjerit kesakitan dan menebarkan harapan bagi yang tersisih.

Tidak perlu takut melawan arus. Dengan segala berkat dan kemampuan teman-teman muda akan dipenuhi rasa syukur dan iman yang berbuah.

Mgr. Pius juga menghimbau kepada orang muda untuk tidak minder dengan mengatakan bahwa dirinya masih muda.

Melainkan saat ini, meski kecil sekalipun dan sederhana, mari mulai berbuat sesuatu. Dalam situasi pandemi ini, tantangan yang lebih berat dialami berkaitan dengan pekerjaan, sekolah, hidup berkomunitas, misa, kesehatan, pergaulan dan panggilan hidup.

Maka orang muda diajak untuk menetapkan hati di saat pandemi ini untuk menancapkan akar iman pada Kristus, memekarkan iman dan berbuah dalam perutusan melalui jaringan-jaringan media sosial.

Berkat Virtual Youth Day dan kesempatan-kesempatan perjumpaan dalam virtual meeting, dirasakan oleh Mgr. Pius bahwa telah terjalin persaudaraan dan persahabatan. Ada kesatuan hati meskipun tidak berjumpa secara langsung.

Ada semangat saling menguatkan satu sama lain dari berbagai daerah dan tempat yang berbeda seakan mau mengatakan bahwa orang muda tidaklah sendirian.

Mgr. Pius memberikan nasehat penting kepada orang muda agar mau menjadi pemeran utama dalam perubahan. “Pergilah. Karena orang muda telah ditetapkan untuk menghasilkan buah dalam kasih perutusan,” demikian Mgr. Pius menutup homilinya.

Misa Pembukaan Virtual Youth Day 2020 ini merupakan awal karya dan kreativitas para Orang Muda Katolik di setiap keuskupan di seluruh Indonesia.

Semoga selanjutnya, Virtual Youth Day 2020 dapat menjadi inspirasi bagi generasi-generasi millenial untuk terus berkarya, saling menginspirasi, berakar kuat dalam iman, mekar dan berbuah di dalam pengutusannya sebagai orang muda.

  • Penulis: Fr. Fransesco Agnes Ranubaya.
  • Dokumentasi: Maria Rosa – Kordinator Medikom Komkep Keuskupan Ketapang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here