Alm. Kardinal Carlo Maria Martini SJ: Gereja Katolik Sudah ‘Capek’ (4)

0
2,086 views
Kardinal Carlo Martini SJ.

APA hal-hal yang Bapak Kardinal usulkan untuk mengatasi Gereja kita yang “capek” seperti itu?

Saya mengusulkan tiga hal pokok.

  1. Pertobatan: Gereja mesti menyadari dan mengetahui dengan sungguh baik, semua kesalahannya agar kemudian bisa membuat perjalanan perubahan yang radikal, dimulai dari Paus dan para Uskup. Skandal pedofili misalnya, mestinya bisa mendorong lebih keras pertobatan radikal itu. Persoalan sekitar seksualitas dan tubuh manusia adalah juga salah satu tema pertobatan itu. Ini semua sangat penting untuk masing-masing kita. Terlalu penting malah! Kita mesti bertanya, apakah umat kita masih mendengarkan yang dikatakan Gereja tentang seksualitas ? Dalam hal ini, Gereja kita masih memiliki otoritas dan menjadi acuan atau malah kini sekedar menjadi olok-olok karikatur media?;
  2. Sabda Tuhan: Konsili Vatikan II telah mengembalikan Kitab Suci kepada umat Katolik. Hanya mereka yang menanamkan Sabda Tuhan dalam hatinya, bisa mengambil bagian dalam menolong pembaharuan dalam Gereja dan bisa menjawab setiap persoalan pribadi dengan pilihan jawaban yang tepat. Sabda Tuhan itu sederhana dan menjadi kawan setia nurani kita dan yang selalu siap mendengarkan kita. Para imam dan ahli Hukum Gereja tidak bisa bisa menggantikan hati nurani manusia yang terdalam. Semua aturan, tata cara, hukum, ajaran, dogma, diberikan untuk menyuarakan suara hati dan discernment yang diberikan oleh Roh;
  3. Sakramen: Ini alat ketiga penyembuhan gereja kita. Sakramen itu untuk siapa? Sakramen itu bukan alat untuk membantu kedisiplinan, tetapi alat untuk membantu manusia ketika menjalani hidup dan menemukan kelemahan. Saya bertanya, apakah sakramen-sakramen kita masih berdaya guna memberikan kekuatan yang baru? Saya mengingat begitu banyak pasangan yang bercerai, yang menikah lagi, keluarga-keluarga yang retak. Mereka itu membutuhkan perlindungan khusus.

Memang, Gereja mesti memegang teguh kesetiaan perkawinan. Sungguh merupakan rahmat bagi mereka yang bisa melaksanakan itu. Perlunya Gereja merengkuh mereka yang menikah lagi akan sangat berpengaruh dan dirasakan anak-anak mereka. Misalnya saja, seorang wanita yang ditinggalkan suaminya, dinikahi seorang pria dengan 3 anak.

Ada cinta yang kedua. Kalau keluarga semacam ini dikucilkan, kita tidak hanya mengucilkan wanita atau pasangan itu, tetapi juga anak-anak mereka. Kalau pasangan suami-isteri merasa terkucil dari Gereja dan merasa tidak dilibatkan dalam hidup menggereja, Gereja akan kehilangan generasi masa depannya. 

Dalam Misa, sebelum Komuni, kita berdoa: “Tuhan saya tidak pantas,… !”

Memang, kita tahu, kita ini orang-orang yang tidak pantas! Cinta itu rahmat! Cinta itu pemberian, hadiah. Apakah mereka yang bercerai boleh menerima komuni, dijadikan persoalan dengan jawaban yang seolah tak bisa ditawar lagi? Sebenarnya, persoalannya adalah  bagaimana Gereja, dengan daya kekuatan sakramennya,  bisa menolong keluarga-keluarga yang menghadapi persoalan begini komplek, rumit ?

Dan menurut Bapak Kardinal, dalam hal ini Gereja bisa berbuat apa ?

Gereja kita ketinggalan 200 tahun.

Bagaimana kita tidak tergerak? Kita takut? Kita tidak punya keberanian? Bagaimana pun, mari kita menyadari: iman itu dasar Gereja. Iman, kesetiaan, keberanian!

Saya ini sudah tua, sakit-sakitan dan tergantung dari pertolongan orang lain. Orang-orang baik di sekeliling saya, membuat saya ini sungguh merasa dicintai. Cinta semacam ini lebih kuat dari rasa tak berdaya dan rasa bimbang yang menyelimuti begitu banyak orang dalam Gereja, khususnya di Eropa.

Hanya cinta mengalahkan keputusasaan dan kelelahan. Tuhan adalah cinta. Saya masih punya pertanyaan untuk Anda: “Apa yang bisa Anda buat untuk Gereja?”

Selamat Jalan Bapak Kardinal Martini! Kami bangga dan bahagia, Tuhan pernah memberikan Bapak Kardinal Martini untuk Gereja. Rahmat Tuhan sungguh yang luar biasa! Bapak Kardinal Martini, requiescat in pace!

Domine ut videam. (Selesai)

Artikel terkait:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here