Mengendalikan Emosi Negatif

1
215 views
Ilustrasi: Marah-marah (Ist)

ADA pepatah mengatakan, “Untuk setiap detik yang diluangkan dalam kemarahan, maka satu menit kebahagiaan telah terbuang.”

Suatu hari seorang bapak makan di sebuah restoran bersama keluarganya. Ketika sedang asyik menyantap makanan, bapak itu melihat di sampingnya, ada seorang anak kecil yang tanpa sengaja menjatuhkan gelas dari mejanya. Airnya tumpah membasahi taplak meja dan baju si anak. Spontan bapak itu marah-marah.

Ayahnya membentak anak itu, “Kenapa kamu tidak hati-hati!”

Anak itu menangis sejadi-jadinya. Namun orangtua itu semakin memarahinya. Bapak yang menyaksikan kejadian itu hanya geleng-geleng kepala. Ia melihat suasana makan keluarga yang tadinya begitu nyaman seketika berubah menjadi kacau.

Tentunya keadaan itu tidak akan terjadi, bila sang ayah mau menyikapi masalah dengan lebih bijak, lebih sabar dan tidak emosional.

Menahan emosi

Banyak orang tidak bisa menahan emosi negatif, ketika menyaksikan kesahalan orang lain. Mereka berpikir bahwa diri mereka yang paling sempurna, sehingga boleh saja menghukum orang lain dengan kemarahan mereka. Orang lain kemudian menderita akibat emosi negatif itu.

Kisah di atas memberi kita kesadaran bahwa melakukan kesalahan itu sangat manusiawi. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Setiap orang membawa kelemahan dan keterbatasannya dalam hidup ini. Ketika orang melakukan kesalahan, hal ini mesti menyadarkan setiap orang bahwa dirinya juga memiliki keterbatasan hidup. Dirinya adalah makhluk yang rapuh.

Dalam hidup bersama orang mesti menyadari bahwa diri dan orang lain sedang berjuang meraih kebahagiaan. Namun kebahagiaan bisa saja lenyap, ketika orang merasa diri paling baik lalu menghakimi orang lain. Orang merasa diri tidak pernah melakukan kesalahan. Lantas orang merasa memiliki hak untuk menghakimi orang lain.

Bagi orang beriman, hanya Tuhan yang sempurna. Manusia yang terbatas diciptakn untuk saling membantu dalam perjalanan hidup ini. Membantu dalam hal apa? Membantu dalam hal membawa orang lain kepada kesempurnaan, meski sebagai makhluk terbatas manusia tidak akan pernah sempurna.

Hari ini saya mengajak Anda untuk memiliki kesadaran bahwa diri kita terbatas. Karena itu, kita berjuang untuk memaafkan dan memaklumi ketika sesama kita melakukan kesalahan dan dosa. Kita mesti membuka jalan bagi dirinya untuk memperbaiki diri. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan yang indah dalam meraih kebahagiaan yang didambakan. Tuhan memberkati.

1 COMMENT

  1. niat menahan rasa marah selalu ada tapi ketika ada kejadian yg buat emosi jiwa lupa harus mengendalikan gimana cara utk bisa jadi pribadi yg tidak emosian

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here