Pertama Kali di Gereja Katolik: Perempuan Jadi Vikep Keuskupan Freiburg, Swiss

1
757 views
Marianne Pohl-Henzen, perempuan kadi Vikep Keuskupan Freiburg, Swiss

BISA jadi, ini yang pertama kali ada di dalam sejarah modern Gereja Katolik dewasa ini.Utamanya di luar negeri, karena di Indonesia hal ini takkan mungkin kesampaian, Kali ini terjadi di Keuskupan Freibur di Swiss.

Ny. Marianne Pohl-Henzen telah diangkat resmi menjadi Vikep untuk Keuskupan Freiburg. Dan tentu saja Marianne –sesuai namanya—adalah seorang perempuan.

Laporan mengejutkan sekaligus menyenangkan ini terjadi pada hari Rabu, 20 Mei 2020 lalu beberapa media online Italia, di antaranya ilmessaggero.it.

Ini menurunkan sebuah berita yang mengejutkan publik yakni terkait dengan terpilihnya Marianne menjadi sebagai Vikaris Episkopalis untuk KeuskupanFreiburg di Swiss.

Demikian ilmessaggero.it, misalnya, mencantumkan judul berita  “Per la prima volta una diocesi ha una vicario donna, a Friburgo clero amministrato da Marianne– untuk pertama kalinya sebuah Keuskupan memiliki Vikaris Episkopal seorang perempuan di Freiburg, dalam hal-hal yang menyangkut urusan imam ditangani oleh Marianne.”

Dalam berita tersebut, wartawan ilmessaggero.it, Franca Giansoldati, menulis demikian:

“Untuk pertama kalinya, sebuah Keuskupan Katolik telah menunjuk seorang perempuan sebagai Vikaris Episkopal. Umumnya peran dan tugas ini selalu diberikan kepada seorang imam pria. Namun, inilah sosok Marianne Pohl-Henzen, 60 tahun, perempuan kawin dan dianugerahi tiga orang anak yang sudah dewasa dan beberapa cucu.”

‘Ia tinggal di Freiburg, Swiss. Ia menerima penugasan sebagai tanda positif yang akan menuntun menuju arah promosi kaum perempuan dalam pelayanan di Gereja. Dalam beberapa tahun terakhir,  Marianne  bekerja dan menjadi tangan kanan Vikaris Episkopal sebelumnya. Tentu saja ini tidak berarti bahwa dia (Marianne) akan ditahbiskan menjadi imam, namun tanggungjawab staf dan hal-hal yang menyangkut urusan imam keuskupan akan berada di tangannya. Fakta yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.”

Di satu sisi, masih ada pro dan kontra terkait dengan isi dari berita “langka” ini.

Media online ilsecoloxix. it misalnya, merilis bahwa: “Di Swiss, seorang perempuan awam telah ditunjuk sebagai delegatus keuskupan, tetapi ia bukan Vikaris”.

“Di Freiburg, Marianne Pohl-Henzen, dipilih menjadi anggota Dewan Episkopal dan akan memiliki tanggungjawab mengurusi kaum klerus, tetapi dia jelas bukan Vikjen.”

“Berita tentang penunjukan seorang wanita awam, sebagai Vikaris Episkopal telah menyebar ke suluruh dunia. Marianne, ibu dari tiga anak dan nenek dari empat orang cucu ini, dipilih menggantikan salah satu dari lima Vikaris Episkopal, Pastor Pasqual Marquad, yang menjabat sejak 2017 di Deutschfreiburg yang memutuskan untuk kembali menjadi imam di Keuskupan Zurich, keuskupan asalnya.

Perempuan ituitu telah menjadi asisten atau lebih tepatnya, tangan kanan Vikaris Episkopal, selama delapan tahun dan sekarang akan menggantikannya, dan akan menjadi anggota Dewan Episkopal dan Dewan Imam. Lengkap dengan mengemban fungsi tanggung jawab untuk klerus dan kepemimpinannya dalam badan-badan gerejawi.”

Terpilihnya Marianne, sebagai Vikaris Episkopal tentu saja memancing sejuta pertanyan. Akankah ini menjadi suatu awal yang positif bagi Gereja, ataukah sebaliknya?

Sumber tambahan: medienzentrum@kath.ch

1 COMMENT

  1. Bunda Maria yang adalah Bunda Gereja,tidak pernah menjadi Imam atau Uskup atau jabatan2 Imamat dalam GerejaNya. Amanat Tuhan Yesus sebelum KenaikanNya ke Surga juga ditujukan untuk para muridNya yang kelak menjadi Uskup dan pewarta iman ke berbagai penjuru dunia. Silahkan diartikan sendiri, penunjukan perempuan untuk menjabat Paus atau Uskup atau Imam atau Vikaris atau jabatan gerejawi lainnya itu benar atau tidak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here