Anugerah Allah

0
248 views
Hana berharap bisa melihat Yesus. (Ist)

Sabtu 30 Desember 2023.

  • 1Yoh 2:12-17;
  • Mzm. 96:7-8a,8b-9,10;
  • Luk. 2:36-40

MENANTI dan bersabar adalah dua hal yang tak mungkin dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebab, masa penantian akan selalu membutuhkan kesabaran untuk menjalaninya.

Padahal, setiap manusia pasti akan menemui dua hal ini di dalam hidupnya. Entah masa penantian mengenai karier, pendidikan, jodoh, keluarga, dan lain sebagainya.

Namun, banyak yang justru merasa tak sabar dalam menantikan beberapa hal tersebut agar cepat terjadi di dalam hidupnya. Oleh sebab itu, masa penantian adalah hal yang tak mudah untuk dilakukan bagi sebagian orang.

“Nyawa ini memang ada dalam kuasa Tuhan, tetapi kematian adikku menurut banyak orang karena kebodohan, tidak sabar dan tidak tertib,” kata seorang bapak.

“Malam itu hujan deras, jika saja dia sabar menunggu reda atau pulang esok harinya, mungkin kejadian yang naas itu bisa dihindari,” sambungnya.

“Dengan mengendarai motor, adikku nekat menerobos pekatnya malam disertai hujan deras,” ujarnya.

“Di tengah perjalanan itulah adikku terjatuh dan meninggal. Apakah ini kecelakaan tunggal atau terjadi tabrakan? Pihak berwajib masih menyelidikinya,” katanya lagi.

“Apa pun hasil penyelidikan itu, tidak akan bisa mengembalikan nyawa adik saya,” tegasnya.

“Kami menyesalkan sikap sembrono dan kurang sabarnya hingga hidup disia-siakan,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Lagi pula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya.

Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun.

Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.”

Nama “Hana” berarti anugerah. Anugerah Allah diungkapkan melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Saat ini, kita menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.

Hana tekun dan sabar menantikan Mesias, hidupnya terarah pada kedatangan Sang Mesias.

Hidup Hana digerakkan oleh pengharapan. Kata “tidak pernah meninggalkan” menunjukkan bahwa hidupnya dimotivasi oleh pengharapan akan kedatangan Sang Mesias.

Hana mempraktikkan disiplin rohani. Ia sering berpuasa agar memiliki lebih banyak waktu untuk berdoa. Dia telah belajar menyalibkan keinginan daging agar bisa melayani Allah dengan lebih pantas.

Hana tahu berterima kasih. Ia memuji Tuhan yang telah membuat Ia bertemu langsung dengan bayi Yesus yang merupakan Sang Mesias yang telah lama ia nantikan. Pertemuan itu membuat Ia siap untuk pergi dalam damai sejahtera.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku masih terus merindukan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here