Imlek Sudah Lewat, Huruf Cina “Fu” dan Pengaruhnya bagi Pastor Tionghoa (3)

0
453 views
Para pastor OMI bersama barongsai setelah merayakan Misa Imlek bersama Romo Niko Ola ,Romo Wahyu, Romo Damianus, Romo Nico.S, Romo Vinsent dan Provinsial OMI Romo Eko Saktio (OMI).jpg

NIAN (tahun)sudah lewat. Tahun lama sudah lewat. Pikiran, pandangan, paham, dan sikapku yang lama, yang negatif, yang diskriminatif sudah lewat. Aku harus mengubah dengan cara pandang yang baru.

Maka aku sambut tahun yang baru Xin nian kuai le dengan meninggalkan yang lama berganti dengan:

  • Sui Sui Ping An (semoga terhindar dari segala celaka dan marabahaya dan semoga selalu damai dan aman) dan;
  • Wan Shi Ru Yi (semoga segala hal sesuai harapan, walau ada sepuluh ribu masalah, semoga semua berjalan sesuai harapan);
  • Dan akhirnya aku berharap selalu ada Hok-khi.

Imlek sebagai pesta awal tahun selalu diisi dengan harapan dan berkat. Berkat selalu dikaitkan dengan rejeki dan keberuntungan.

Dengan demikian, jantung kehidupan adalah uang (qian), nasib baik (hok-khi), dan keuntungan (zhuan/choan/cuan).

Para imam OMI yang merayakan Ekaristi dengan nuansa serba merah khas Imlek di Gereja St. Maria Imakulata Paroki Banyumas, Keuskupan Purwokerto, Jateng. (Paroki Banyumas)

Bagaimana aku, Liem Tjay, sebagai pastor?

Sejauh manakah Jantung kehidupan yaitu qian (uang), hok-khi, dan cuan tetap berdetak dalam diri Liem Tjay sebagai seorang Pastor, kaum berjubah?

Dalam Misa Imlek di Gereja St. Maria Imakulata Paroki Banyumas, 25 Januari 2023, aku sebagai Konselebran utama memakai kasula warna merah. Sementara, dua rekan imam yang mendampingiku memakai kasula merah dengan tulisan huruf Cina “Fu” seperti di bawah ini:

Tulisan Cina Fu (Liem Tjay)

Aku tertarik dan mencoba merenungkan makna tulisan “Fu”.

Apa makna dan hubungannya dengan diriku sebagai pastor?

Di sini aku mengutip sebuah artikel yang bicara tentang Sejarah dan Makna Dekorasi Huruf 福(fú) Saat Tahun Baru Imlek.

  • (fú) merupakan huruf Cina yang sering digunakan pada perayaan Tahun Baru Imlek. Makna huruf (fú) ini artinya keberuntungan atau good fortune.
  • Budaya menulis huruf 福(fú) ini sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, sejak zaman Dinasti 宋(song). Awal mula maksud dari huruf 福(fú) adalah berdoa, seiring dengan perjalanan waktu, maka makna pun mulai berubah.
  • Saat sekarang makna dari 福(fú) adalah panjang umur (壽 shòu), kemakmuran (富 fù), kesehatan (康寧 kāng níng), kebajikan (德 dé).
  • Huruf fu sekarang dapat diartikan sebagai kebahagiaan, tetapi dulu berarti keberuntungan, kemujuran (福气 /fuqi /hoki). Huruf fu menempel pada Tahun Baru Imlek, baik sekarang maupun di masa lalu, semuanya mengandung harapan orang atas kehidupan yang bahagia dan masa depan yang cerah. 

Secara terjemahan bebas, aku sebagai seorang Pastor, keturunan Tionghoa, menangkap dan mengartikan tulisan sebagai berikut:

‘’Allah yang satu berbicara ber-kebun-lah (harfiah). Allah yang Esa bersabda kepada umat manusia agar bekerja (berkebun) memanfaatkan bumi ciptaan-Nya, agar menghasilkan buah yang melimpah (panen).

Buah itu dapat dinikmati dalam setiap kehidupan manusia sebagai berkat yang berlimpah, keberuntungan, kemakmuran, kesehatan, dan akhirnya membawa kebahagiaan.

Maka di hari Imlek umat manusia berdoa kepada Tuhan Allah untuk bersyukur seraya memohon sepanjang Tahun hidup baik – sehat (Shen Ti Jian Kang: “Semoga tubuh selalu sehat agar dapat mengerjakan segala hal yang diinginkan” dan “semoga selalu sehat”)

Panti Imam Gereja St.Maria Imakulata Paroki Banyumas dengan dekorasi Imlek. (Liem Tjay)

Hakikat seorang imam

Ketika seorang Pastor mengenakan kasula berwarna merah dengan tulisan 福 (Fu), aku disadarkan bahwa pada hakikatnya seorang imam yang telah menerima kuasa tahbisan imamat:

  • lebih dulu memperoleh kepenuhan berkat Tuhan lewat tahbisan imamat.
  • Relasi mendalam seorang pastor dengan Yesus Sang Imam Agung menjadi sumber hidup rohani, jantung rohani yang tersimpan dalam “hati” pribadinya.
  • Dari “hati” yang penuh rahmat itu, seorang imam memenuhi panggilan untuk menyalurkan “berkat-Nya” melalui tugas-tugas: memimpin, menguduskan, dan menggembalakan umat sampai tuntas: Gereja mengalami dan menuju “Kebahagiaan福: Fu” sejati.

Seharusnya begitukah aku sebagai seorang Pastor? (Berlanjut)

Baca juga: Imlek, Pesta Tradisi Cina yang Membumi dan Kebutuhan untuk Berubah (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here