Jangan Merasa Paling Benar

0
741 views
Mendengarkan.

Bacaan 1: Ams 21:1-6. 10-13

Injil: Luk 8:19-21

Beberapa waktu lalu, saya nonton sebuah berita di Televisi yang menurutku agak lucu. Seorang bapak-bapak parkir mobilnya di depan rumah orang lain dan tidak mau minggir saat diminta yang punya rumah.

Bapak itu merasa benar, maka tidak mau minggir. Padahal mobilnya menghalangi pemilik rumah untuk beraktifitas.

Lalu berita lain, ada orang yang merasa benar saat main hakim sendiri hingga membunuhnya. Demi pembenaran diri, orang bisa berbuat seenaknya sendiri.

Penulis Amsal mengingatkan agar orang jangan merasa paling benar,

“Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”

Penulis Amsal juga memberi nasihat agar mempergunakan anugerah karunia anggota tubuh yang lengkap untuk memuliakan Tuhan.

  • Mata menjadi pelita kehidupan yang baik.
  • Lidah untuk berkata benar dan jujur (jangan berbohong).
  • Hati untuk berbela rasa dengan mereka yang lemah.
  • Telinga untuk mendengarkan jeritan orang lemah.

Jangan merasa paling benar, saat mempergunakan anggota tubuhmu untuk sebuah kejahatan.

Tuhan Yesus juga memberi penekanan “Mendengarkan”, saat mengajar orang banyak.

“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

Kita diberi telinga untuk mendengarkan yang baik lalu melaksanakannya, yaitu sabda-Nya.

Yesus berkata demikian saat ibu dan saudara-Nya datang ingin menemui-Nya namun terhalang orang banyak. Yesus tidak sedang ‘kurang ajar’ melawan ibu-Nya dengan berkata seperti itu.

Namun Ia justru memuji ibu-Nya, sebagai sosok yang senantiasa mendengarkan perintah Allah Bapa-Nya dan melaksanakannya. Contoh paling kongkret adalah saat Bunda Maria mendapat tugas pengutusan melahirkan Anak-Nya, turut serta dalam karya keselamatan Allah.

Tugas itu sungguh berat dan bisa mengancam nyawanya (karena hukum tradisi Yahudi hamil diluar pernikahan), namun Maria tetap teguh mendengarkan dan melaksanakannya.

Pesan hari ini

Jangan merasa paling benar saat berbuat sesuatu, karena Tuhan yang akan menguji perbuatanmu.

Gunakan anggota tubuhmu secara bijak untuk memuliakan Tuhan.

“Kesombongan ditandai dengan tatapan mata merendahkan dan ucapan yang meninggikan diri sendiri.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here