SEJENAK lupakan postur tubuh aktris Halle Berry yang begitu semlohai, ketika ia harus mendampingi aktor tampan Pierce Brosnan dalam gambar sorot lawas serial James Bond 007 bertitel Die Another Day produksi tahun 2002. Kini, dalam film gres yang dibesut Luis Prieto dengan titel sangar Kidnap produksi 2017 ini, Halle tampil sebagai sosok ibu yang mulai setengah renta karena perjalanan usia dan problem rumahtangga yang telah menguras enersi batinnya: proses perceraian.
Karla Dyson (Halle Berry) menghadapi dua masalah dalam kesehariannya. Di tempat kerja, ia selalu menjadi objek uring-uringan oleh manajer resto dan pelanggan dimana ia bekerja sebagai pramu santapan. Di keluarganya, ia selalu uring-uringan dengan mantan suaminya yang kini sama-sama tengah mengurus legalisasi perceraiannya.
Di tengah himpitan aneka problem inilah, Halle Berry mendapatkan ‘hati’ hanya pada anak semata wayangnya: Frankie (Sage Correa). Namun, sekali waktu usai makan di resto tempat kerja ibunya, Frankie diculik oleh pasangan mafia untuk kemudian ‘diperdagangkan’.
Anak rentan diculik
Film Kidnap berkisah tentang Halle Berry yang ngamuk habis-habisan mengejar pasangan penculik Frankie. Ia tidak tampil lembut menghanyutkan sebagaimana dalam Die Another Day (2002), melainkan garang sekaligus bermain kasar untuk bisa merebut kembali anaknya dari tangan mafia penculik anak.
Halle Berry ngamuk dan bermain kasar di jalur highway dalam proses mengejar dan menyelamatkan Frankie. Karenanya, dalam film Kidnap ini, ketegangan justru terjadi di balik kemudi dan keramaian jalanan bebas hambatan di sebuah kota besar di Amerika.
Inilah potret masa kini, ketika anak-anak menjadi objek sangat rentan bagi aksi penculikan oleh mafia perdagangan manusia –apa pun maksud dan tujuannya selain tentu saja obsesi meraih keuntungan berlipat dengan ‘menjual’ anak-anak. Seorang ibu macam Karla Dyson (Halle Berry) menunjukkan sikap garang, terutama ketika ia harus memerankan sosok ibu orangtua tunggal yang harus melindungi anaknya –apa pun risikonya. Termasuk ketika ia harus mengumpat, bermain kasar di jalanan hanya demi menyelamatkan si buah hati.
