Lectio Divina 05.03.2023 –  Ikutlah Aku

0
254 views
Kamu akan menyaksikan langit terbuka dan para malaikat Allah, by Vatican News

Kamis. Hari Biasa Masa Natal (P)

  • 1Yoh. 3:11-21
  • Mzm. 100:2.3.4.5
  • Yoh. 1:43-51

Lectio

43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” 44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. 45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.”

46 Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” 47 Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah.” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya.”

48 Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” 49 Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel.”

50 Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.”

51 Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Meditatio-Exegese

Ikutlah Aku

Panggilan Yesus untuk semua manusia selalu sama: mengikuti-Nya. Ketika Ia kembali ke Galilea, di pesisir Danau Galilea, di Betsaida, Ia bertemu Filipus, dan memanggilnya (Yoh. 1:43), “Ikutlah Aku.”, Sequere me.

Menanggapi ajakan Yesus, Filipus tinggal bersama-Nya. Ia mulai mengenal pribadi Yesus dan mengimani-Nya. Baginya, Yesus adalah “Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” (Yoh. 1:45). 

Sesuai tradisi Gereja, jemaat Gereja Perdana suka mencatat asal muasal para murid pertama. Filipus, Andreas dan Simon Petrus berasal dari Betsaida (Yoh. 1: 44). Nathanael atau Bartolomeus  dalam Mat. 10:3 dan Luk. 6:14 berasal dari Kana.

Sedangkan Yesus sebut dari Nazaret. Daerah asal masing-masing selalu bermakna dalam upaya pengenalan akan identitas seseorang.

Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?

Filipus bersuka cita atas pengenalannya akan Yesus. Sukacita itu lalu diberitakan pada sahabatnya, Natanael (Yoh. 1:45). Filipus mungkin mengharapkan jawaban yang penuh semangat.

Tetapi, ternyata, jawaban sahabatnya bernada penuh keraguan. “Mungkinkah suatu yang baik berasal dari Nazaret?” (Yoh. 1:46) selalu bermakna bahwa Mesias yang diharapkan bangsa Yahudi tidak mungkin berasal dari desa kecil di Galilea.

Di samping itu, ajaran para rabbi yang ia terima menyatakan bahwa Mesias akan datang dari Betlehem di Yudea (Mi. 5:1; Yoh. 7:42). Tidak mungkin Ia dilahirkan dan berasal dari Nazaret di Galilea (Yoh. 7:41).

Filipus menanggapi dengan mengulang sabda Yesus pada dua orang murid yang telah dipanggil lebih dahulu, Andreas dan Simon, yang disebut Petrus. Kata Filipus, “Mari dan lihatlah.” (Yoh. 1: 47). Sekali lagi, Filipus mengajak sahabatnya untuk berjumpa, mengalami, berbagi rasa dan pikir, bersaksi dan, akhirnya, menuntun pada pengenalan pribadi dengan Yesus.

Engkau Raja orang Israel

Ketika Yesus melihat Natanael dan menjumpainya, Ia bersabda (Yoh. 1:47), “Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya.”, Ecce vere Israelita, in quo dolus non est.

Yesus menyebutnya sebagai Israel sejati Yakub, yang diberi nama Israel (Kej. 37:10), karena ia haus akan Allah dan percaya pada janji-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Yakub selalu percaya pada Allah, tidak ada kepalsuan kakaknya, Esau (Kej. 25:27). 

Yesus telah mengenal Natanael, yang penuh keraguan, telebih dahulu. Sapaan ini membuka percakapan yang lebih panjang di bandingkan dengan percakapan Yesus dengan tiga murid yang dipanggil lebih dulu.

Natanael bertanya bagaimana cara Yesus mengenalnya, karena ia merasa belum pernah berjumpa dengan Yesus. Ternyata, Yesus pernah melihatnya duduk di bawah pohon ara (Yoh. 1: 48). Bagi bangsa Israel, pohon ara merupakan lambang damai sejahtera berkat yang melimpah dari Allah (1Raj. 4:24b-25; Mi.  4:4; Za. 3:10).

Pohon yang menjulang tinggi dengan daun lebat selalu menjadi tempat berteduh di bawah terik matahari siang. Di bawah naungannya, orang dapat beristirahat, berdoa dan merenungkan sabda Allah. Para rabbi sering mengumpulkan anak-anak dan mengajar di bawah naungan pohon yang berbuah manis ini.  

Orang Israel sejati adalah dia yang selalu bersedia untuk meninggalkan pertimbangan dan pikirannya sendiri dan menjadikan pertimbangan dan pikiran Allah menjadi miliknya. Ia mengharapkan Mesias seperti yang diajarkan oleh para rabbi yang mengajarnya saat itu (bdk. Yoh. 7: 41-42.52).

Tetapi, ketika ia berjumpa dengan Yesus, ia mengakui bahwa apa yang dipercayainya lebih dahulu adalah palsu atau salah. Ia mengganti dengan pertimbangan dan pikiran Allah. Maka, Natanael percaya (Yoh. 1:49), “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”,Rabbi, tu es Filius Dei, tu rex es Israel!

Pengakuan iman bahwa Yesus adalah Raja orang Israel menjadi kunci pengenalan akan Yesus. Kelak Ia wafat di kayu salib dengan penegasan yang tertulis di papan kayu (Yoh. 19:19), “Yesus, Orang Nazaret, Raja orang Yahudi”, Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum.

Natanael, seperti Yakub, akhirnya juga mengalami penglihatan bahwa langit terbuka dan para malaikan naik dan turun di hadapan Anak Manusia. Ia mengalami bahwa Yesus menyatukan Allah dengan manusia di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Apa yang dimimpikan Yakub menjadi nyata dalam Yesus (Kej. 28:10-22).

Katekese

Tuhan para malaikat. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407:

“Apakah engaku tahu bagaimana Ia [Yesus] menuntunnya [Nathanael] sedikit demi sedikit dari bumi dan membuatnya tidak lagi membayangkan-Nya hanya sekedar sebagai manusia? Bagi Seseorang kepada siapa malaikat melayani dan kepada siapa malaikat naik dan turun, bagaimana mungkin Dia hanya sekedar manusia?

Inilah alasan mengapa Ia bersabda, “Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” Dan untuk membuktikan ini, Ia memperkenalkan pelayanan para malaikat. Apa yang Dia maksudkan adalah sesuatu seperti ini: Hai Nathanael, apakah ini, bagimu suatu hal yang besar, dan apakah kamu telah mengakui Aku sebagai Raja Israel?

Apa yang akan engkau katakan ketika engkau melihat “malaikat naik dan turun kepada-Ku?” Dia meyakinkan Nathanael dengan sabda ini untuk menerima-Nya sebagai Tuhan, dan berlaku juga bagi para malaikat.

Karena kepada diri-Nya sama seperti pada Putra Raja sendiri, para pelayan Kerajaan naik dan turun, sekali pada saat penyaliban, lagi pada saat kebangkitan dan kenaikan, dan sebelum ini juga, ketika mereka “datang dan melayani Dia” (Mat. 4:11).

Mereka juga naik dan turun ketika mereka memberitakan Kabar Suka Cita tentang kelahiran-Nya dan berseru, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Luk. 2:14). Ketika para malaikat mendatangi Maria, mereka juga mendatangi Yusuf…

Tuhan kita menjadikan masa kini sebagai bukti masa depan. Setelah kekuasaan yang telah dinyatakan-Nya, Nathanael siap untuk percaya percaya bahwa lebih banyak hal yang jauh lebih dahsyat akan mengikuti.” (Homilies On the Gospel of John 21.1)

Oratio-Missio

Tuhan, melalui Yesus Kristus, Putera-Mu, Engkau telah membuka jalan ke sorga bagiku. Sebagaimana Engkau menyingkapkan diri-Mu kepada para bapa kaum beriman dan para Rasul, berkenanlah menyingkapkan diri-Mu padaku, agar aku mengenali kehadiran-Mu dan mengenal Kerajaan-Mu dalam hidupku. Amin.   

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk semakin mengenal dan mengasihi Yesus?

Respondit ei Nathanael: “Rabbi, tu es Filius Dei, tu rex es Israel. – Ioannem 1:49

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here