Lectio Divina 29.03.2023 – Tidak Berbalik Dari-Nya

0
156 views
Jika kamu tetap dalam firman-Ku, by Vatican News

Rabu. Hari Biasa Pekan Prapaskah V (U)

  • Dan. 3:14-20.24-25.28. 
  • MT. Dan. 3:52.53.54.55.56.                       
  • Yoh. 8:31-42

Lectio

31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” 33 Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?”

34 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. 36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”

37  “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38 Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.” 39  Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.”

Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.

41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” 42 Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”

Meditatio-Exegese

Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku

Saat bersilang pendapat tentang identitas Diri-Nya (Yoh. 8:21-30), para pemuka agama bertanya, “Siapakah Engkau?” (Yoh 8:25). Selanjutnya, Yesus mengundang mereka untuk menjadi murid-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.” (Yoh. 8:31).

Tetapi, tawaran itu ditolak. Mereka menutup diri dengan kebencian. Seandainya mereka menerima, mereka sama seperti pemazmur yang dalam memandang sabda Allah, Taurat, “Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.” (Mzm. 119:72).

Menjadi murid Yesus selalu sama dengan membuka diri sendiri pada Allah. Menjadi murid-Nya bermakna mempersilakan Allah mengisi dan memenuhi hati dengan firman-Nya. Tidak semua murid-Nya setia, karena ada yang menukarkan-Nya dengan 30 keping uang perak (Mat 26:15).

Ungkapan “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku.”, Si vos manseritis in sermone meo,  bermakna bahwa seseorang harus terus menerus, tekun, setia, bertahan, menghayati dan berpegang pada firman-Nya. Iman adalah anugerah Allah.

Iman lebih dari sekedar sistem kepercayaan akan kebenaran Allah. Iman menyingkapkan relasi personal yang intim dan taat dengan dan kepada Allah dan sabda-Nya.

Allah berhak atas kepercayaan penuh dan sikap berbakti dari manusia, karena Ia selalu dapat diandalkan, adil dan benar. Allah selalu setia. Allah dapat ditemui dan Ia selalu menyingkapkan diri-Nya bila manusia tekun mencari wajah-Nya, “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu.” (Mzm. 105:4).

Santo Augustinus, Uskup Hippo, 354-430, berkata, “Aku percaya, supaya aku mengerti; dan aku mengerti, supaya aku percaya lebih mendalam.” (Sermon 43:7,9).

Teladan keteguhan iman diungkapkan dalam kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka dengan gagah berani menentang Raja Nebukadnezar. Saat dipaksa mengingkari iman, ketiga orang itu berkeras hati, “Kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (Dan. 3:18).

Mereka sadar akan perintah Allah, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Kel. 20:2; Ul. 5:7). Mereka memutuskan untuk setia pada Allah. Dan Ia menganugerahkan pada mereka keberanian untuk membela iman. Tak terbersit ketakutan ketika dimasukkan ke dalam dapur api yang menyala-nyala.

Daniel menceritakan kehadiran Allah di antara ketiga orang itu dan membebaskan mereka dari kematian. Ia adalah Allah yang keperkasaan-Nya mengatasi segala dewa sesembahan orang Persia (Dan. 3:25.28).

Setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa

Kaum Farisi dan ahli Kitab menganggap diri sebagai keturunan Abraham dan bukan budak siapa pun. Maka mereka mengira pasti diselamatkan Allah. Yesus menolak gagasan ini. JawabNya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” (Yoh. 8:33).

Selanjutnya, Yesus memperjelas dengan perumpamaan tentang anak dan budak. Sabda-Nya, “Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.” (Yoh. 8:35-37).

Perbedaan antara Yesus dan para penentang-Nya menjadi jelas (Yoh. 8:38), “Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.”; Ego, quae vidi apud Patrem, loquor; et vos ergo, quae audivistis a patre, facitis.

Yesus menolak hak istimewa mereka. Apa yang mereka lakukan pada-Nya bertolak belakang dengan iman leluhur mereka, Abraham-Ishak-Yakub.

Bapa kami ialah Abraham. Bapa kami satu, yaitu Allah

Pemimpin agama Yahudi itu tetap bersikeras membela hak istimewa sebagai keturunan Abraham dan, terlebih, mereka adalah anak-anak Allah. Mereka membuktikan identitas mereka dari sejarah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Tetapi, pada mereka Yesus menyanggah, “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.” (Yoh. 8:39). Abraham mengimani Allah dan melaksanakan sabdaNya.

Mereka tidak, bahkan berusaha mencari cara untuk membunuh-Nya (Yoh. 8:40). Dan dengan agak sarkastik, Yesus mengatakan bahwa bapak mereka adalah setan (Yoh. 8:44) dan mereka adalah anak dari persundalan, sebuah sindirin bahwa ketidak taatan pada Allah sama dengan dosa percabulan.

Kepada mereka Yesus menegaskan, bila Allah adalah Bapa mereka, mereka pasti mengasihi Yesus. Karena Ia datang bukan atas kehendak sendiri, tetapi Dia yang mengutus-Nya. Bila mereka adalah anak-anak Allah, mereka tahu dari dalam batin siapa Sang Utusan Bapa.

Namun, mereka menutup telinga hati untuk mendengarkan suara Allah. Mereka tidak mau mengenal Yesus, yang diutus Bapa. 

Terasa sia-sia gema sabda Allah melalui Nabi Yeremia, “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN. Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yer 31:33-34).

Katekese

Hati yang jujur. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo,  354-430 :

“Apakah kalian tahu siapa yang memiliki hati yang jujur? Mereka adalah siapa pun yang menghendaki apa yang dikehendaki Allah. Maka, jangan mencoba membelokkan kehendak Allah sesuai dengan kehendakmu sendiri.

Tetapi perbaikilah dan sesuaikan kehendakmu dengan kehendak Allah. Kehendak Allah adalah pedoman tindakan kita. Melalui pedoman itu kalian memiliki cara untuk bertobat dan memperbaiki cara hidup kalian yang jahat.” (Commentary on Psalm 93,18).

Oratio-Missio

Tuhan, tulislah sabda kasih dan kebenaranMu dalam hatiku. Dan buatlah aku menjadi murid yang layak dan rajin untuk mengenal Sang Sabda dan menjadi saksi-Nya. Amin.

  • Siapkah aku menjadi saksi-Nya, walau harus menghadapi kematian? 

Si Deus pater vester esset, diligeretis me; ego enim ex Deo processi et veni; neque enim a meipso veni, sed ille me misit – Ioannem 8:42

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here