Lentera Keluarga – Tulus Hati Dan Taat

0
910 views

Senin, 18 Desember 2017
Bacaan: Yer 23:5-8: Mzm 72:1-2.12-13.18-19: Mat 1:18-24

Renungan

DALAM sebuah artikel dikatakan bahwa ada 7 nubuat yang terpenuhi sekitar kelahiran Yesus: nubuat yang terungkap dalam magmnificat (Luk 1:54-55 & Kej 12:1-3), nubuat mesias keturunan Daud (Luk 1:68-71 & Mzm 89:4-5), Nubuat lahir dari seorang gadis (mat 1,20-23 & YEs 7:14), nubuat tentang kota kelahiran (Mat 2:5-6 & Mik 5:1), nubuat kematian bayi ( Mat 2,16-18 & Yer 31:15), Nubuat kepulangan dari Mesir (Mat 2:14-15 & Hos 11:1) dan nubuat tentang sebutan orang nazareth (Mat 2:23 & Yes 11:1 – taruk = netzer).  Salah satu nubuat yang hari kita adalah kelahiran Mesias dari seorang perawan.

Skema dan rencana hidup Yusuf dan Maria berubah total. Yusuf dan Maria adalah pribadi-pribadi yang baik dan dewasa dalam iman, sehingga rencana Allah itu mereka terima dengan segala kepenuhan hati. Allah sungguh tepat memilih pribadi seperti Yusuf dan Maria untuk masuk dalam rencanaNya. Kisah pergumulan iman Yusuf bukanlah untuk menerima dan menolak rencana Allah atau mencari kepentingan diri sendiri, tetapi mengkhususkan dan mempersembahkan Maria, tunangannya kepada Allah. Namun Allah berencana lain. Allah menetapkan mereka sebagai suami isteri, menetapkan Yusuf sebagai Bapa yang memberi nama bagi anakNya. Kembali lagi Yusuf taat. Ia taat dengan peran pendukungnya.

Kadang kehendak dan maksud Allah merubah total rencana matang hidup yang telah kita buat. Kita sudah merencanakan sekolah-kuliah, liburan, membangun hidup berkeluarga, bekerja dengan baik dlb. Namun di tengah persiapan itu, ada kejadian-kejadian hidup (eg. sakit, ada keluarga yang membutuhkan, diberhentikan sepihak atau dipanggil Tuhan dll)  yang membuat rencana itu tertunda bahkan batal. Hal spontan yang ktia lakukan adalah : protes dan menyalahkan Tuhan. Sikap protes dan menyalahkan Tuhan itu kemudian dapat berkembang menuju sikap memberontak terhadap Tuhan, meninggalkan hidup benar/hidup iman dan mencari kompensasi hidup.  Kita membayangkan tidak mudah bagi Yusuf untuk taat jika ia bukanlah pribadi yang sungguh baik, dewasa dan kuat di dalam iman.

Di masa adven ini, kita perlu pelajar dari pribadi Yusuf. Untuk menerima rencana Allah, kadang kitapun harus menundukkan rencana-rencana yang kita buat sendiri. Kita rela meletakkanNya di kaki Tuhan dan siap menerima peran apapun, termasuk peran pendukung. Perlu kita ingat, bahwa dalam situasi tersebut Allah sedang mengerjakan suatu karya keselamatan melalui kita untuk banyak orang.

Kontemplasi

Gambarkan ketulusan hati dan ketaatan Yusuf pada rencana Allah.

Refleksi

Bagaimanakah sikap dan tindakanku ketika rencana-rencanaku yang baik berubah karena ada peristiwa hidup lain? Apakah aku dengan tulus hati dan taat menjalaninya sebagi bagian dari rencana Allah?

Doa

Ya Bapa, semoga ketaatan dan ketulusan hati Yusuf menjadi sikap bagi banyak orang tua dalam menerima tanggungjawab atas rencanaMu. Amin.

Perutusan

Belajar seperti Yusuf dalam ketulusan hati dan ketaatan. (Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here