Siapkan Jalan Bagi Tuhan

0
767 views
Ilustrasi: Akses jalan utama menuju Gua Maria Mawar Musuk di Boyolali, Jawa Tengah. (Prihminto)

Puncta 10.12.23
Minggu Advent II
Markus 1: 1-8

KALAU pejabat penting, apalagi pejabat pusat mau kunjungan ke daerah, camat atau bupati sibuk memperbaiki infrastruktur yang mau dilewati.

Jalan yang bertahun-tahun rusak parah tidak pernah disentuh pembangunan, dengan cepat disulap menjadi jalan mulus, bersih, tak boleh ada lubang sedikit pun.

Tetapi kita semua tahu, kalau prasarana dibuat dengan cepat kilat hanya demi kelihatan bagus dilihat oleh pejabat pusat, maka tidak lama jalan-jalan itu akan hancur lagi.

Kita masih punya mental ABS alias Asal Bapak Senang. Hanya berbuat kalau dilihat. Hanya beraksi kalau diawasi.

Jalan adalah prasarana penting dan vital untuk menumbuh-kembangkan perekonomian masyarakat. Kalau jalan-jalan bagus, perekonomian berjalan dan taraf hidup masyarakat pasti juga meningkat.

Kedatangan Yohanes Pembaptis telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya. “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu. Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: ‘Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”

Yohanes Pembaptis pasti bukan pejabat daerah yang membangun jalan untuk dilalui pejabat tinggi. Tetapi Yohanes bertugas untuk menyiapkan umat yang layak bagi kedatangan Mesias yakni Yesus.

Ia tidak membangun sarana prasarana. Tetapi dia memperbaiki mental umat agar pantas menerima Juruselamat.

Yang akan datang ini bukan pejabat penting, tetapi Utusan Allah yang Maha Kuasa, Dia yang menjelma menjadi manusia. Yohanes Pembaptis sendiri memposisikan dirinya sebagai pribadi yang hina dina. “Membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun, aku tidak layak.”

Yohanes Pembaptis bertugas menyiapkan umat dengan pembaptisan air. Dia yang akan datang itu akan membaptis dengan Roh Kudus. Betapa agung dan mulianya, Dia yang akan datang itu. Maka harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Cara hidup Yohanes Pembaptis menunjukkan betapa dia secara serius menyiapkan kedatangan Almasih. Ia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutam.

Sikap tobat yang keras dan cara hidup asketis yang ketat dia buat agar pantas menerima kedatangan Sang Juruselamat.

  • Apakah kita sudah menyiapkan hati dan budi kita secara serius untuk menyambut kedatangan Sang Mesias?
  • Apakah kita sudah mempersiapkan “jalan” agar kita pantas menerima kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus?
  • Apakah kedatangan Yesus itu sungguh penting bagi kita?

Ada mendung tapi belum hujan,
Bawa payung kalau mau jalan-jalan.
Siapkan jalan lurus bagi Tuhan,
Kita bangun jalan untuk pertobatan.

Cawas, menyiapkan diri bagi Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here