Tiga Imam Jesuit Terima Penghargaan Tertinggi dari Pemerintah Timor Leste

0
1,775 views
Pastor Jaime Coelho SJ (kiri) saat menerima penghargaan Ordem de Timor Leste dari Provinsial Provinsi Jepang Pastor Renzo de Luca SJ dan Pastor Yoshitaka Ura SJ. (JAPC)

KABAR gembira terjadi di Timor Leste yang dulu kita kenal sebagai Provinsi Timor Timur (Timtim).

Pemerintah Timor Leste di bulan Mei 2017 lalu telah menganugerahi penghargaan tertinggi yang disebut Ordem de Timor Leste atau Order of Timor Leste kepada tiga pastor Jesuit yang dianggap sangat berjasa bagi masyarakat Timor Leste. Satu penerima penghargaan masih hidup sebagai misionaris di Jepang, sementara dua penerima penghargaan bergengsi dari Pemerintah Timor Leste itu telah meninggal dunia dan juga dimakamkan di Bumi Loro Sae.

Kedua pastor Jesuit itu meninggal tidak dalam keadaan normal. Mereka meninggal dunia karena ditembak mati. Insiden ini terjadi saat di Timor Leste (waktu itu masih bernama Provinsi Timtim) masih berkecamuk aneka huru-hara politik yang melanda bekas  satu provinsi Indonesia ini paska referendum di tahun 1999 yang berakhir dengan kemenangan pihak pro kemerdekaan.

Kedua pastor Jesuit asal Ordo Serikat Jesus Provinsi Indonesia yang meninggal dunia ditembak mati dan kemudian jenazahnya dimakamkan di Bumi Loro Sae itu adalah almarhum Pastor Tarcisius Dewanto SJ dan Pastor Karl Albrecht Karim Arbie SJ.

Almarhum Tarcisius Dewanto adalah Jesuit Indonesia asal Magelang, Jawa Tengah. Ia baru saja menerima tahbisan imamatnya dan sesudah beberapa waktu kemudian lalu mendapat penugasan pastoral ke Provinsi Timtim.

Almarhum Karl (Carolus) Albrecht Karim Arbie SJ adalah Jesuit berdarah Jerman namun sudah puluhan tahun lamanya telah menjadi anggota SJ Provinsi Indonesia. Setelah beberapa waktu lamanya diutus berkarya di Jakarta –antara lain berpastoral di Gereja St. Anna Paroki Duren Sawit, Jaktim— ia ditugaskan untuk berkarya di Timor Leste bersama beberapa Jesuit asal Provinsi Indonesia lainnya. Ia sudah terlebih dahulu datang beberapa tahun sebelum almarhum Romo Dewanto baru menginjakkan kakinya di Bumi Loro Sae.

Sementara nama Jesuit ketiga yang ikut menerima penghargaan Ordem de Timor Leste  adalah Pastor Jaime Coelho SJ, seorang Jesuit kelahiran Portugal.

Almarhum Pastor Tarcisius Dewanto SJ dan seniornya almarhum Pastor Karl Albrecht Karim Arbie SJ. (Ist)

Almarhum Pastor Dewanto SJ dan seniornya almarhum Pastor Albrecht Karim Arbie SJ ditembak mati saat terjadi huru-hara politik tahun 1999 usai kelompok pro kemerdekaan memenangkan referendum yang kemudian menyulut semangat antipati kepada kelompok antikemerdekaan.

Bersama almarhum Pastor Dewanto SJ, ikut menjadi korban tewas dua imam diosesan lokal yakni Pastor Hilario Madeira dan Pastor Francisco Soares. Mereka bertiga ditembak di Pastoran Gereja  Santa Maria  di Suai, jauh dari Ibukota Dili, pada tanggal  6 September 6 1999.

Selang beberapa hari kemudian, pada tanggal 11 September 1999, almarhum Pastor Albrect Karim Arbie SJ menerima nasib sama: ditembak mati di  depan Rumah Residensi  St. Ignatius Loyola di Taibesi, Dili,  yang saat itu difungsikan sebagai pusat penampungan para pengungsi.

Berlangsung di bulan Mei 2017

Pemberian penghargaan Ordem de Timor Leste itu sendiri telah berlangsung pada tanggal 12 Mei 2017 lalu di Ibukota Dili dalam dua paket acara seremonial berbeda. Penghargaan itu diberikan oleh Pemerintah Timor Leste kepada siapa saja yang dianggap telah berjuang bagi nilai-nilai kemanusiaan dan kemerdekaan Timor Leste.

Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak menyampaikan penghargaan tersebut kepada wakil atau wali penerima apresiasi tersebut, hanya beberapa hari sebelum ia harus mengakhiri masa pemerintahannya pada tanggal 19 Mei 2017.

“With a grateful heart and on behalf of the whole nation, I express profound acknowledgment for the role and other great contributions of the late Monsignor Don Martinho da Costa Lopes and other religious men and women,” demikian kata President Ruak dalam upacara penghargaan itu sebagaimana dirilis di laman Jesuit Asia Pacific Conference edisi terbit tanggal 22 Juni 2017.

“They deserve to receive the reverence and gratitude of every East Timorese,” tambah Presiden Taur Matan Ruak.

Pada tanggal 17 Mei 2017, Presiden Ruak juga memberikan penghargaan sama kepada Pastor Jaime Coelho SJ, mantan misionaris Portugal di Jepang sejak tahun 1960-an. Pastor Jaime Coelho SJ hingga kini masih hidup.

Pastor Jesuit Portugal ini ikut demo dalam pelayaran kapal Lusitania Expresso di tahun 1992 guna menyuarakan kasus pelanggaran HAM berat saat terjadi huru-hara keamanan di komplek pekuburan Santa Cruz di Dili setahuns sebelumnya.

Mewakili Pastor Coelho SJ untuk menerima penghargaan tersebut adalah Pastor José Alves Martins SJ –jesuit kelahiran Portugal namun telah hidup sebagai misionaris di Bumi Loro Sae sejak tahun 1974. Ia datang  menerima penghargaan Ordem de Timor Leste itu mewakili Pastor Coelho yang berhalangan hadir.

Dalam pidatonya, Presiden Ruak menyatakan kebanggaannya atas peran penting para penerima penghargaan tersebut hingga di tahun 2002 Timor Leste akhirnya berhasil menjadi negara mandiri dan merdeka. “With a humble heart, I would like to thank everyone for their sacrifices and other humanitarian contributions that have greatly benefited this nation,” katanya.

Diolah dari sumber: Asia-Pacific Jesuit Conference

Kredit: JAPC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here