Ziarah ke Tanah Suci Diawali dengan Doa (2)

0
618 views

MALAM telah larut, ketika hari Minggu tanggal 26 Februari 2017, beberapa anggota rombongan ziarah ke Tanah Suci bersama tour leader Asmi Arijanto dengan catatan rekor pengalaman selama 24 tahun dari Stella Kwarta Jakarta sudah memenuhi salah satu sudut di terminal keberangkatan internasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng. Panitia sudah wanti-wanti  agar waktu ketemu adalah pukul 21.00 WIB.

Baca juga: Ziarah Rohani ke Tanah Suci: Sejarah Keselamatan dalam Konteks Historis dan Sosial (1)

Kami datang awal sekali, ketika baru beberapa orang rombongan sudah merapat ke lokasi ‘rendez-vous’ . Lainnya tidak tahu kemana, karena rombongan kali ini berasal dari beberapa kelompok orang beda asal. Sebagian besar anggota rombongan berasal dari Banjarmasin di Kalsel, beberapa lainnya datang dari Malang, Surabaya, Bandung, dan Jakarta, lalu tambahan berikutnya dari Yogyakarta.

Rombongan besar dari Banjarmasin sudah datang lebih dahulu di Jakarta, namun mereka rupanya nglencer kemana-mana dahulu sebelum akhirnya datang tepat waktu di titik temu di salah satu lokasi strategis di pojokan terminal keberangkatan internasional Bandara Soetta.

Pastor Danang Sigit Kuswara, imam diosesan dari Keuskupan Banjarmasin, datang sedikit tergooph-gopoh karena melewati batas waktu ‘janji bersama’. Namun, sudahlah karena hal itu juga tidak terlalu menganggu proses acara kenal bersama di pojokan  terminal keberangkatan internasional.

Mengapa harus saling kenal? Itu karena rombongan ini berasal dari kelompok komunitas berbeda-beda, lintas profesi, lintas usia, dan lintas etnik. Yang menyatukan mereka hanya satu: ziarah napak tilas jejak-jejak Sejarah Keselamatan di tiga negara: Mesir, Israel, dan Jordania.

Yang juga lebih meneguhkan satu sama lain tentu saja kehadiran seorang pembimbing rohani: Pastor Sigit. Ia mengajak rombongan mengawali  perjalanan panjang ini dengan doa bersama di pojokan terminal. Memang agak ‘aneh’ kelihatannya, kok malam-malam ada rombongan melakukan ritual doa sangat-sangat katolik dengan berkat pastor segala.

Tak apalah, ini memang niat mulai mengawali segala sesuatu dengan cara pandang iman kristiani. Berkat  Pastor Danang di awal perjalanan ziarah ke Tanah Suci itu malah menjadi semakin lengkap lagi, karena di rombongan kami ini ada dua pastor lainnya lagi yakni  Pastor Fajar MSF dari Paroki Banteng, Yogyakarta dan rekan imam dari Salatiga:  Pastor Wahyudi MSF.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here