Habemus Papam: Paus “Jorge Mario Bergoglio” Fransiskus, Spiritualitas Jesuit dengan Citarasa Fransiskan (3)

0
3,712 views

paus fransiskus di balkon

SEJARAH mencatat, konon kabarnya antara Ordo Serikat Jesus (SJ) dan Ordo Saudara Hina Dina Fransiskan (OFM) sering ada ‘konflik’ berupa persaingan dan hubungan kurang harmonis sejak Abad Pertengahan. Konon pula, karena rumor tersebut banyak bermunculan anekdot-anekdot lucu untuk menggambarkan suasana atmostif konflik di antara dua ordo religius besar dan sangat berpengaruh di Gereja dan politik di Eropa sejak Abad Pertengahan ini.

Nah, kini menarik menelisik pertanyaan nakal, mengapa Kardinal Jorge Mario Bergoglio yang adalah seorang Jesuit tulen sampai berkenan mengambil nama pelindung dan pendiri OFM yakni Santo Fransiskus dari Assisi sebagai titel resmi kepausannya? Mengapa beliau malah memilih nama diri sebagai Paus Fransiskus (Assisi) dibandingkan misalnya Paus Ignatius (Loyola)?

Fransiskus AssisiKurang ‘sakti’ apa di Ordo Serikat Jesus (SJ) hingga Jorge Mario Bergoglio SJ sampai melirik Santo Fransiskus dari Assisi dan bukannya malah menempelkan Santo Fransiskus Xaverius –teman seperjalanan Pendiri Ordo SJ Santo Ignatius dari Loyola—sebagai nama titel resmi kepausannya? Padahal, siapa pun tahu Santo Fransiskus Xaverius adalah misionaris ulung jempolan andalan Gereja yang memperkenalkan Gereja Katolik di Indonesia, Asia Timur hingga China dan Taiwan.

Adalah Santo Fransiskus Xaverius–salah satu anggota Primi Patres (anggota pertama SJ)—yang berhasil ikut dalam misi pelayaran ke Ambon, Maluku bersama para pedagang Portugis yang ke Indonesia bagian timur untuk berdagang mencari rempah-rempah.

Mari kita bersama mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ‘nakal’ di atas.

Simbol perjuangan kaum papa dan sederhana

Menurut keterangan resmi deputi jurubicara Vatikan Pastur Thomas Rosica, pilihan nama atas “Santo Fransiskus Assisi” yang sengaja diambil Jorge Mario Bergoglio SJ sangat berasalan. Pilihan itu diambil karena nama “Santo Fransiskus Assisi” sangat akrab bagi beliau. Paus sangat menaruh hormat besar pada sosok Santo Fransiskus Assisi, karena beliau sangat aktif dalam pelayanan membantu kaum papa, miskin, dan terpinggirkan di Argentina.

“Nama itu tertancam dalam-dalam di lubuk hati Paus baru kita. Nama Santo Fransiskus Assisi terukir indah di hatinya karena beliau sangat terlibat aktif dalam pelayanan kepada kaum papa, miskin dan termarjinalisasi oleh perilaku ketidakadilan,” ungkap deputi jurubicara Vatikan sebagaimana dilansir oleh CNN semalam.

Sekali lagi mengapa harus Fransiskus Assisi?

ignatius loyola le vitrail

Menurut Pastur Thomas Rosica, pilihan itu sangat mendasar karena jasa dan berkat Santo Fransiskus Assisi itu pula Gereja yang terpecah-pecah karena skisma dan pertikaian politik di masa lampau bisa “terjalin” kembali oleh semangat perdamaian yang digelorakan oleh Santo Fransiskus Assisi.

“Tak ada tokoh pembaharu Gereja sekaliber dan sebesar Fransiskus Assisi,” tukas John Allen, salah satu Vaticanisti yang berpengaruh di jaringan media Amerika mencermati pilihan nama Paus baru ini.

Yang pasti, hanya ada satu Santo Fransiskus Assisi. “Tidak akan pernah ada Fransiskus Assisi yang lain. Tidak mungkin ada lagi lainnya. Hanya pernah ada satu Fransiskus Assisi,” tandasnya.

Yang boleh ada di kemudian hari adalah semangat meneruskan spiritualitas Fransiskan yang umumnya dan secara fundamental ditandai dengan cirikhas yakni semangat hidup miskin alias sederhana, kesahajaan, dan semangat memperbarui Gereja secara radikal alias jangan tangung-tanggung. Begitu kata John Allen.

“Paus baru ini rupanya mengirim sinyal kepada Gereja Katolik Semesta dan dunia, bahwa mulai sekarang akan bergulir sejarah peziarahan baru di lingkungan internal dan eksternal Gereja,” tambahnya lagi.

Apa pembaruan itu, kita belum tahu.

Sebenarnya, sedari zamannya Beato Paus Johannes Paulus II dan kemudian dilanjutkan oleh penerusnya Paus Benedictus XVI, semangat ‘cinta damai’ dari Assisi sudah dikumandangkan dengan rangkaian pertemuan dialog antariman di antara para pemuka agama di Assisi.

Santo Fransiskus Assisi lahir kurun waktu tahun 1181 atau 1182 di sebuah kota kecil di Italia bernama Assisi. Santo pendiri ordo OFM ini lahir dari keluarga pedagang pakaian yang kaya raya. Namun, sejak bertobat dan meninggalkan hidup fana yang kaya itu, Santo Fransiskus Assisi justru menjalani hidupnya sebagai biarawan Fransiskan dengan ciri tiga hal di atas: miskin, sederhana, bersajaha dan cinta damai.

Padahal, semasa muda, Fransiskus boleh dibilang sama seperti Ignatius de Loyola: hidup secular dan boleh dibilang penganut aliran hedonism. Mereka berdua juga pernah dinas militer sampai akhirnya bertobat setelah mengalami ‘pencerahan rohani.

Ignatius de Loyola bertobat setelah tempurung lututnya kena meriam di Benteng Pamplona, Spanyol. Ia adalah perwira berdarah Basque. Sementara, Fransiskus Assisi bertobat setelah sebelumnya sempat menjadi tawanan perang. Ia berdarah 100 persen Italia.

Kea rah mana Gereja Katolik Semesta ini akan mengawali perjalanan peziarahan panjangnya di bawah kepemimpinan seorang Paus Jesuit namun bersemangatkan Fransiskan? Tuhan sendiri yang akan mengawal peziarahan ini sama seperti bunyi lagu “Gereja Bagai Bahtera Mengarungi Zaman”.

(Bersambung)

Photo credit: Paus Fransiskus SJ (Ist); ilustrasi tentang Santo Fransiskus Assisi dan Santo Ignatius de Loyola

Artikel terkait:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here