Puncta 01.04.20: Lockdown vs. Lauk Daun

0
590 views
Ilusrtasi: Makan bersama.


Yohanes 8:31-42

SEORANG kakek protes pada istrinya. “Tiap hari kok sayurnya hanya daun ubi, daun pepaya, kangkung, kenikir, itu-itu saja ta nek?”

Istrinya menjawab, “Kek, Pak Lurah dan Pak RT, radio, televisi berkali-kali bilang pada warganya, ‘hari-hari ini kita semua warga harus lauk daun di rumah ya. Jangan pergi-pergi. Kita semua sedang ada virus. Semua orang harus lauk daun.

Makanya nenek bikin sayur daun-daun saja. Biar sehat ta Kek.” Kakek menjawab, “Itu maksudnya lockdown nek. Bukan lauk daun.”

Dalam bacaan Injil hari ini terjadi diskusi panjang antara Yesus dengan orang-orang Yahudi. Topiknya satu yaitu Allah Bapa.

Tetapi ada perbedaan paham atau pengertian antara Yesus dengan orang-orang Yahudi. Kesamaan topik itu ada di ayat 41, “Bapa kami satu yaitu Allah.”

Dan Yesus menegaskan, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”

Menurut orang-orang Yahudi Allah itu jauh di luar jangkauan kita, agung mahakuasa dan tak terselami. Bagi Yesus, Allah itu dekat, ada di dalam diri kita dalam tindakan mengasihi, mengampuni, menyelamatkan.

Allah itu adalah kasih. “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku.”

Tetapi kenyataannya, orang-orang Yahudi justru hendak membunuh Yesus. itu bertentangan dengan kehendak Allah. Jika mereka berasal dari Allah, mestinya mereka menerima Yesus, karena Dia berasal dari Allah.

Kakek itu menjelaskan apa artinya lockdown, bukan lauk daun. Kalau kita salah mengerti, – seperti nenek itu yang mendengar lockdown sebagai lauk daun – maka keliru juga dalam mengaplikasikannya.

Orang-orang Yahudi memahami Allah kurang tepat, maka akibatnya mereka membenci Yesus, dan berusaha membunuh-Nya.

Maka sabda Yesus bagi kita, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Marilah kita tetap dalam firman-Nya. Jangan kita menjadi nenek tadi yang mendengar tetapi tidak memahami kebenaran. Kita tinggal dalam firman-Nya dan melaksanakan sabda-Nya. Dengan demikian kita adalah benar-benar murid Yesus.

Katanya corona berasal dari daging kelelawar.
Di Minahasa paniki jadi menu favoritnya.
Marilah kita mengenal Allah dengan benar. Ngakunya kenal Allah tetapi membenci sesama.

Cawas, lauk daun tetap sehat aja…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here