Puncta 03.01.20: Menjadi Humus untuk Orang Lain

0
554 views

Yohanes 1:29-34

HUMILITATE, kata bahasa Latin ini berarti kerendahan hati. Kata ini mengingatkan kita pada motto tahbisan Mgr. Ignatius Suharyo menjadi uskup. “Serviens Domino cum Omni Humilitate.”

Humilitate mengambil kata dasar humilis, turunan dari kata humus yang berarti tanah yang subur.

Orang yang rendah hati ibaratnya tanah yang subur, dapat menghasilkan buah keutamaan yang berlimpah.

Tanah yang subur dapat menumbuhkan dan mengembangkan berbagai jenis tanaman. Tanaman yang hidup di tanah yang subur akan menghasilkan banyak buah.

Begitu juga kerendahan hati. Orang yang rendah hati akan menghasilkan banyak keutamaan hidup.

Bacaan Injil hari ini memberikan insight bagi kita tentang Yohanes Pembaptis yang rendah hati.

Kemarin dia mengungkapkan dengan jujur bahwa dirinya bukan Mesias. Bahkan untuk membuka tali kasutnya pun tidak layak. Sikap rendah hati.

Dalam bacaan hari ini, Yohanes menunjukkan kepada murid-muridnya bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah.

Dengan jujur dan rendah hati ia menunjuk kepada Yesus, “Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus.”

Ketika Bapak Yustinus Kardinal Darmoyuwono turun tahta sebagai uskup dan kardinal, semua orang kaget dan terbengong-bengong.

Banyak orang menyayangkan kenapa jabatan yang sangat terhormat itu dilepaskan dan memilih pensiun serta “hanya” menjadi pastor rekan di Paroki Banyumanik, pinggiran kota Semarang.

Banyak alasan yang disampaikan sebagai jawaban. Tetapi akar dari semua jawaban itu adalah sikap dasar Bapak Kardinal yakni kerendahan hati.

Orang yang rendah hati, memberi kesempatan kepada orang lain tumbuh berkembang. Beliau memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengembangkan umat di KAS.

Bagi orang beriman, uskup atau kardinal itu bukan jabatan karier, tetapi tugas pelayanan. Kekuasaan itu bukan segala-galanya.

Seperti Yohanes Pembaptis, ia membiarkan Yesus makin besar, dan ia menjadi semakin kecil. Ia dengan rela dan ikhlas hati mundur dan membiarkan Anak Allah tampil ke depan. Inilah semangat kerendahan hati.

Mari kita belajar dari Yohanes Pembaptis untuk menjadi humus, tanah yang subur bagi orang lain.

Banjir bandang sedang melanda Jakarta
Banyak mobil terseret oleh air
Mari kita ikut membantu dan berbela rasa
Agar rakyar kecil tidak susah dan kawatir

Cawas, Pray for Jakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here