“Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, ‘Ibu, mengapa engkau menangis?’ Jawab Maria kepada mereka, ‘Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.’” (Yoh 20, 13)
“IBU mengapa engkau menangis?” Pertanyaan ini diucapkan oleh para malaikat yang berada di dalam kubur kepada Maria. Pertanyaan yang sama diulangi dan diucapkan oleh Yesus yang bangkit dalam ayat berikutnya.
Mengapa seorang ibu menangis? Ibu yang menangis diungkapkan dalam lagu yang berjudul “Ibu Pertiwi.” Ibu Pertiwi sedang menangis dan air matanya berlinang. Ibu Pertiwi sedang bersedih dan bersusah hati.
Seorang ibu menangis karena merasa sedih dan berduka. Tangisan merupakan ungkapan perasaan seorang ibu atau para wanita. Seorang ibu mengungkapkan perasaan tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tangisan. Tangisan ibu mengungkapkan rasa sedih dan susah, karena dikecewakan dan disakiti anak, dipermalukan dan dibohongi suami, tidak mampu menahan rasa marah dan emosi yang meluap, kehilangan orang-orang yang dekat dan dicintai, seperti dialami oleh Maria. Maria merasa sedih karena jenasah Gurunya hilang. Ada banyak peristiwa yang membuat seorang ibu mengalami kesedihan dan mencucurkan air mata.
Selain itu, tangisan juga mengungkapkan perasaan haru, bangga dan syukur atas hal-hal yang menimbulkan suka cita dan kebahagiaan. Tangisan dan air mata rupanya mudah dicurahkan oleh seorang ibu atau kaum wanita pada umumnya. Tuhan seolah menganugerahkan sekian banyak air mata kepada para ibu dan kaum wanita untuk mengungkapkan perasaan atau hal-hal lain yang tidak bisa dikatakan.
Tangis dan air mata juga bagian dari peristiwa Paskah, yakni ungkapan kesedihan karena kehilangan Yesus dari dalam kubur, tetapi juga sekaligus suka cita dan kegembiraan karena Dia dibangkitkan oleh Allah dalam kemuliaan. Apa yang kulakukan sehingga ibu menangis dan mengeluarkan air mata?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
