Cara Tuhan Mengasah Kita

0
Ilustrasi - Mengasah pikiran. (Pixabay)

Selasa, 9 Juli 2024

Hos. 8:4-7.11-13.
Mzm. 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10;
Mat. 9:32-38.

PENDERITAAN tidaklah selamanya menjadi sebuah musibah. Ada kalanya penderitaan yang datang merupakan satu di antara cara Tuhan untuk mengasah kita agar menjadi seseorang yang lebih bijaksana.

Penderitaan yang dirasakan bisa berasal dari berbagai hal, melalui penyakit, bencana, kematian, hingga kegagalan. Beberapa dari penderitaan tersebut tidak dapat dihindari. Namun, ada pula penderitaan yang disebabkan diri sendiri.

Sebagai manusia beriman, kita harus menerima setiap penderitaan sebagai bagian dari proses Tuhan memoles kita. Juga meyakini bahwa penderitaan itu akan berlalu.

Kita pastinya dapat mengambil pelajaran dari setiap penderitaan yang kita pernah rasakan, terlebih apabila kita memutuskan melihat penderitaan dari kacamata atau pandangan positif.

“Ketika seseorang mengalami pembebasan dari penyakit fisik atau rohani, itu adalah tanda kasih Allah yang besar,” syering seorang bapak dalam sebuah retret.

“Allah adalah Sang Penyembuh yang kuasa-Nya melampaui segala sesuatu, dan ketika seseorang mengalami kesembuhan, itu adalah bukti nyata dari kuasa dan kasih-Nya.

Dari pengalaman saya, pembebasan dari penyakit dan pengaruh roh jahat tidak hanya berdampak secara fisik atau emosional, tetapi juga spiritual.

Inilah mengubah hidupku secara keseluruhan, membawaku ke dalam hubungan yang lebih dalam dengan Allah dan menguatkan imanku.

Saya bersyukur bahwa, Tuhan telah menyadarkan diriku dari judi online, meski itu sebuah kesadaran ini aku harus kehilangan banyak hal. Hidup keluargaku yang penuh kasih aku dapat kembali, setelah rusak karena aku terjebak dalam perilaku yang tidak benar,” paparnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”

Kebiasaan yang jelek bisa membuat kita terseret dalam arus kehancuran. Tanpa disadari kita lelah dan hidup tanpa arah. Banyak orang menyerah dalam penderitaan ketika hidupnya diwarnai ketidakjelasan arah kehidupan ini. Di sekitar kita ada banyak orang menderita baik secara jasmani maupun rohani.

Yesus menyembuhkan seorang yang bisu karena dirasuki setan, menunjukkan bahwa ada banyak orang yang menderita dalam berbagai bentuk dan membutuhkan penyembuhan. Para penderitaan itu, merindukan bantuan dan sapaan untuk bisa bangkit dan sembuh dari kemalangan yang menimpa dirinya.

Namun tidak semua orang yang menderita bisa mendapatkan pertolongan karena keterbatasan tenaga yang siap melayani mereka. Yesus mengatakan bahwa “pemanenan besar tetapi pekerja sedikit.”

Sabda Tuhan ini, mencerminkan kebutuhan yang begitu banyak dan mendesak akan pekerja yang bersedia melayani dan memberitakan Injil kepada banyak orang yang membutuhkan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku siap dan rela untuk diasah Tuhan hingga pantas menjadi pelayan di ladang Tuhan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version