Lentera Keluarga – Penganiayaan Dan Penyebaran

0
276 views

Tahun A-2. Minggu Paska III

Rabu 29 April 2020

Bacaan: Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40.

Renungan: 

KEMARTIRAN Stefanus dilanjutkan dengan pangiayaan dan pemenjaraan sporadis orang-orang yang mengikuti Yesus di Yerusalem. Dengan tetap terus mewartakan Injil di Yerusalem, penganiayaan itu membawa para penginjil keluar ke daerah-daerah lain. Filipus, yang termasuk 7 dari diakon, pergi berkeliling mewartakan Injil ke Samaria  Ethiopia dan kemudian ke Caesarea. Injil tidak hanya diwartakan kepada orang-orang Yahudi tetapi juga semua orang tanpa batas. 

Kesulitan tidak membawa para pengikut Kristus berhenti dan diam dalam pewartaan Injil. Dengan tetap menjaga kawanan yang percaya, mereka mencari cara-cara baru dengan kreatif. Kratifitas pewartaan Injil itulah yang telah menjiwai setiap pengikut Kristus dalam sejarah gereja: melalui pekerjaan, sekolah, lembaga, kegiatan sosial, pendampingan, Rumah Sakit, Panti Asuhan; mewartakan nilai-nilai Kristus dan membantu saudara-saudara kita hidup secara bermartabat. 

Masa pandemi ini, mengajak kita para murid-murid Kristus untuk mencari cara-cara baru, terobosan baru, untuk mengambil bagian dalam mewartakan kebaikan Tuhan dalam bentuk yang sangat konkret, baik untuk hidup kita maupun untuk membantu saudara-saudara kita untuk menemukan jalan keluar bagi persoalan yang mereka alami. Para imam dengan sigap di paroki mengelola kebutuhan dan membantu kebutuhan umat dan memberikan jalan-jalan kreatif bagi usaha mereka. Para religus dengan tekun tanpa lelah memberikan sembako, makanan, dan membuat masker atau APB serta menjadi relawan. Dan masih banyak umat awam dengan dengan caranya secara kreatif untuk saling membantu satu sama lain.  

Pewartaan imanpun masih tetap jalan, dengan cara-cara yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Kegiatan katekse, pertemuan umat, kegiatan umat, dan kehidupan. Ada banyak cara kita bertumbuh dan keluar dari setiap kesulitan, ketika kita mendengarkan Roh Kudus dan mengikuti gerakNya. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Gereja tetap kreatif di tengah penganiayaan. 

Refleksi:

Apakah dalam kesulitan dan tantangan, aku mendengarkan Roh Kudus dan mengikuti cara kreatifNya? 

Doa:

Ya Bapa, semoga hati kami senantiasa terbuka pada suara Roh Kudus dan gerakNya yang membawa kami untuk terus dan tetap mewartakan cinta kasihMu dan menemukan jalan keluar terbaik dari tantangan dan kesulitan  yang kami hadapi pada saat-saat ini. 

Perutusan:

Hening di hadapan Tuhan, mendengarkanNya dan bekerja bersamaNya. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here