“Membuat Tulisan Bermakna”, Pelatihan Virtual untuk Kongregasi Suster FCJM

0
222 views
Sesi pelatihan di hari pertama di mana para Suster FCJM diajak melakukan latihan menulis. (Dok. FCJM)

INI program pelatihan menulis selama tiga hari. Diikuti oleh sejumlah suster biarawati Kongregasi Suster Franciscanae Filiae Sanctissimae Cordis Jesus et Mariae (FCJM).

Program pelatihan menulis ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas tulisan. Rencananya untuk mengisi buku renungan Cahaya Sabda.

Kali ini, program pelatihan menulis ini mengusung tema “Membuat Tulisan Bermakna.”

Pelatihan secara virtual ini dibawakan oleh Aloysius Budi Kurniawan, yang akrab disapa Wawan. Sebanyak 26 peserta ikut bergabung melalui aplikasi zoom meeting. Mereka ternyata mengikuti acara ini dengan antusias.

Demi buku “Cahaya Sabda” (2022)

“Dengan pelatihan ini, kami berharap tulisan renungan di buku Cahaya Sabda produksi tahun 2022 mendatang akan lebih baik, mendalam, dan berkualitas,” ungkap Sr. Angelina Aritonang FCJM, mewakili Dewan Pimpinan Provinsi mengawali pelatihan tersebut, Jumat (28/05/2021).

Wawan memaparkan 10 elemen jurnalistik yang menjadi pegangan membuat berita. Ini, kata dia, demi kepentingan publik. Hal inilah yang membedakan tulisan jurnalistik dengan tulisan lainnya.

Kriteria itu penting. Apalagi saat ini, hoax dan berita bohong banyak bertebaran di media sosial. Dengan mematuhi elemen jurnalistik, maka tulisan yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan sesuai kaidah-kaidah dasar jurnalisme.

“Hakikat jurnalisme yang sebenarnya adalah membawa dampak yang positif. Jurnalisme juga pekerjaan yang mengandung seni. Itu karena kita terbiasa menangkap sesuatu yang menarik dan unik, namun harus memiliki news value atau nilai berita,” ungkap Wawan, Wakil Editor Desk Humaniora di Harian Kompas saat pelatihan sesi hari pertama, Jumat (28/05/2021).

Selain itu, berita juga harus mengandung struktur 5 W dan 1 H: What, Who, When, Why, Where, dan How dengan prinsip piramida terbalik.

Hal ini bertujuan untuk kepentingan redaksional dan mempermudah pengeditan.

Hard news dan features

Lebih lanjut, Wawan memaparkan tentang penulisan hard news dan features. Kedua tulisan ini berbeda.

Hard news merupakan tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau kejadian secara langsung sehingga bahasanya lebih sederhana agar publik cepat memahami maksud berita tersebut.

Sedangkan feature disajikan untuk menceritakan kejadian tanpa dibatasi waktu atau timeless sehingga disajikan dalam bahasa yang menarik dan naratif.

Contoh membuat tulisan bermakna. (Dok FCJM)

Peserta diajak untuk menulis sesuai fakta dengan sumber yang jelas. Dengan demikian, lebih selektif dalam mencari sumber berita yang kredibel dan terpercaya.

Hal senada juga harus diterapkan dalam hal foto.

Foto jurnalistik juga perlu diperhatikan untuk melengkapi berita tersebut.

Foto jurnalistik merupakan foto yang mampu bercerita. Maksudnya foto yang sifatnya informatif; tidak kelebihan dan kekurangan data. Namun mampu memuat pesan dan memuat konteks yang jelas. 

Mengakhiri pelatihan hari pertama ini, peserta diberitakan sesi tanya jawab untuk memperdalam materi.

Peserta juga diberi tugas mandiri membuat satu tulisan bebas untuk menerapkan materi hari ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here