Paus Fransiskus: Berkatnya bagi Orang-orang Pinggiran (15)

0
31 views

APA yang paling bermakna dari kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia tanggal 3-6 September 2024 lalu?Setiap orang pasti punya jawaban khas, berdasar pengalaman subyektif masing-masing.

Bagiku hal paling bermakna dan itu sungguh sangat mendalam adalah momen-momen berkat spontan Paus Fransiskus bagi orang-orang di pinggir jalanan Jakarta.

Representasi kaum pinggiran

Mereka yang diberkati Bapa Suci Paus Fransiskus di pinggir jalan itu adalah representasi orang-orang pinggiran. Mereka yang terdepak ke periferi oleh kekuatan-kekuatan struktural yang bersifat diskriminatif.

Orang-orang pinggiran yang mendapat berkat Paus Fransiskus di pinggir jalan itu nyatanya sungguh tak pandang bulu. Ada balita, anak kecil dan orang tua. Juga mereka yang Katolik dan non Katolik. Baik perempuan dan laki-laki.

Tak punya akses

Mereka tak punya akses apa pun untuk ikut serta dan bisa bertemu Bapa Suci Paus Fransiskus. Apakah itu acara dan kegiatan Paus di Nunciatura Kedutaan Vatikan, Gereja Katedral dan Grha Pemuda, KWI, Istana Merdeka, dan kompleks Masjid Istiqlal. Semuanya tampak cenderung elitis.

Mereka-mereka yang Katolik ini pun bahkan juga tidak punya akses mendapatkan tiket akses bisa ikut masuk menghadiri Perayaan Ekaristi Meriah bersama Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Kamis petang tanggal 5 September 2024. Mereka hanya punya sedikit akses pada ruang publik: deretan trotoar di jalan-jalan Jakarta.

Sungguh pengasihlah Bapa Suci Paus Fransiskus. Karena beliau selalu berusaha memberi berkatnya untuk mereka: orang-orang pinggiran itu. Airmata dan jeritan bahagia penuh syukur adalah bahasa syukur dari mereka yang mendapat berkat Paus di pinggir jalan.

Momen haru

Ada satu momen yang mengundang haru mendalam. Seorang aparat keamanan berdiri di tepi jalan di kompleks GBK Senayan. Seharusnya ia berdiri membelakangi jalan. Tapi ia tampaknya “melanggar” prosedur dengan sengaja menghadap jalan, sehingga dia bisa melihat Paus melintas dengan papamobile di hadapannya.

Mungkin saja Paus benar-benar telah melambaikan tangannya: menyapa aparat keamanan tersebut. Segera setelah Paus berlalu, bapak petugas keamanan itu segera membalik badan dan kemudian membuat tanda salib.

Gesturnya mencerminkan perasaan hatinya yang haru-biru, syukur, dan seolah tak percaya dia sekarang ini benar-benar telah melihat Bapa Suci Paus Fransiskus. Dari jarak “sangat dekat”. Hingga pada akhirnya dia buru-buru menghapus airmatanya; harus segera dia lalukan, karena saking begitu bahagia. Mungkin saja saat sudah pulang kembali di rumah, dia bercerita dengan bahagia kepada anak dan isterinya.

Berkat Paus Fransiskus kepada orang-orang pinggiran itulah yang paling berkesan bagiku. Sekaligus juga paling mengharukan.

Itu adalah wujud komitmen Paus Fransiskus yang telah benar-benar merobohkan “tembok Gereja”. Untuk kemudian beliau segera pergi menjangkau mereka yang terpinggirkan oleh sistem sosial. Baik itu di lingkup Gereja Katolik maupun di lingkup masyarakat sebuah negeri.

FT 16.09.24

Baca juga: Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia: Perjalanan Iman, Persaudaraan, dan Belarasa untuk Kesatuan (14)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here