Persembahan Dari Hati

1
506 views
Ilustrasi - Sakit dan mendapat pertolongan. (Ist)

Senin, 21 November 2022

  • Why. 14:1-3,4b-5.
  • Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6.
  • Luk. 21:1-4.

Senin, 21 November 2022

Why. 14:1-3,4b-5.

Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6.

Luk. 21:1-4.

Persembahan Dari Hati

ALLAH lebih memperhatikan pengorbanan dalam memberi daripada jumlah yang dipersembahkan.

Keindahan terjadi manakala dalam pergulatan hidup yang serba terbatas seseorang masih berusaha memberi waktu, tenaga bahkan material kepada Allah melalui paguyuban umat beriman.

Banyak orang sungguh berkorban untuk berada di tengah-tengah umat yang lain dalam rapat, berdoa lingkungan, mengadakan pelananan ke panti atau kunjungan umat yang sakit dengan menyisihkan dana untuk kegiatan tersebut.

“Sudah menjadi niat saya, memberikan waktu dan tenaga serta dana untuk kegiatan bina iman anak ini,” kata seorang ibu.

“Suamiku sangat mendukung niatku ini,” lanjutnya.

“Saya lihat kegiatan kelompok lain sudah banyak yang memberi perhatian dan dukungan, namun untuk anak-anak kurang sekali,” ujarnya.

“Saya kehilangan anak tiga kali, dan ini menjadi jalan Tuhan menangkapku untuk melayani anak-anak,” paparnya

“Tuhan mengambil mereka waktu dalam kandungan, dan kemudian dokter menvonis bahwa ada penyakit di dalam rahimku,” sambungnya.

“Saya sempat terpuruk, dan gamang dalam perjalanan hidupku, namun kemudian saya dan suami memutuskan untuk menerima kenyataan ini sebagai jalan untuk lebih mencintai Gereja melalui anak-anak,” urainya.

“Sungguh ajaib, ketika saya memberikan diri dalam pelayanan, hati dan jiwaku menjadi penuh syukur, dan tubuhkupun menjadi sehat,” katanya.

“Saya tidak punya anak, namun saya menjadi kaya hati untuk anak-anak melalui pelayanan kepada mereka,” ujarnya.

“Melalui pelayanan ini, saya belajar berkorban,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”

Tuhan ingin agar kita meneladani si janda yang memberi tanpa dipengaruhi oleh kondisi dan kesulitan. Mungkin, ini terlihat bodoh bagi dunia.

Ayat ini menunjukkan betapa Yesus melihat, menghargai, bahkan mengagumi tindakan seperti itu. Artinya, pengalaman serba kurang tidak boleh menyurutkan perbuatan baik seseorang.

Memberi dengan ikhlas atau dengan tulus hati sangat berharga bagi orang lain walaupun itu sedikit atau kecil daripada memberi dengan banyak tetapi dengan hati terpaksa dan dengan bersungut-sungut.

Pemberian dengan hati yang iklas dan tulus juga akan lebih banyak mendatangkan berkah bagi orang si pemberi maupun bagi si penerima di bandingkan memberi dengan hati yang tidak tulus.

Bagimana dengan diriku? Apakah aku bermurah hati?

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here