Masa Lalu sebagai Anak Tangga Masa Kini

0
1,354 views
Waktu hidup manusia. (Romo Suhud SX)

SEORANG bijaksana berkata, “Biarlah yang lalu berlalu, karena yang lebih indah sudah menunggu.”

Seorang bapak selalu membanggakan masa lalunya yang penuh warna-warni. Baginya, masa lalunya itu seolah-olah segala-galanya. Karena itu, sering ia menyalahkan anak-anak zaman sekarang. Anak-anak pada zamannya merupakan anak-anak yang terbaik. Apalagi kini mereka sudah meraih sukses.

“Zaman kami dulu banyak kegiatan positif yang kami lakukan. Kami punya kelompok-kelompok yang membangun desa. Kami mengunjungi berbagai tempat untuk memberi semangat kepada orang-orang di temapt yang kami kunjungi,” kata bapak itu.

Bapak itu tidak menyadari bahwa situasi kini sudah jauh berbeda.

Ada tuntutan-tuntutan hidup yang juga berbeda. Ia tidak bisa membandingkan situasi zaman dulu dengan zaman sekarang. Karena itu, ia tidak bisa lebih maju selangkah. Ia selalu mundur selangkah ke belakang.

Memandang ke depan

Banyak orang hidup di masa lalu. Istilah zaman now gagal move on. Orang seperti ini selalu berusaha mengembalikan masa lalu. Padahal masa lalu punya kesusahan dan kesenangannya sendiri. Sedangkan masa sekarang punya kesusahan dan kesenangannya sendiri pula.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk memandang masa lalu sebagai bekal bagi perjalanan hidup kita. Bekal masa lalu itu membantu kita untuk menjalani hidup masa sekarang yang memiliki tantangan tersendiri.

Kalau ini yang kita lakukan, kita tidak perlu menyalahkan masa lalu. Justru kita bersyukur bahwa masa lalu dapat membantu kita untuk memaknai masa sekarang dengan lebih baik.

Kita juga mesti sadar bahwa tidak ada kebahagiaan, kalau kita terus-menerus terperangkap pada masa lalu. Karena itu, kita mesti berani melepaskan masa lalu kita untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Kita mesti berani melepaskan segala kepahitan, duka, segala tangis dan penderitaan masa lalu. Bukan karena hal-hal itu tidak penting, tetapi karena masa depan kita lebih penting.

Mari kita jadikan masa lalu sebagai bahan permenungan, pembelajaran sebagai anak tangga keberhasilan. Kita maknai masa lalu dalam terang Tuhan untuk anak tangga menuju terang kebenaran dan kesucian.

Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here