Damai Itu Indah

0
957 views
Ilustrasi - Harta berupa keping uang. (Ist)

Bacaan 1: Kis 14:19 – 28
Injil: Yoh 14:27 – 31a

BEBERAPA waktu lalu, kita dikagetkan dengan berita di mana seorang ibu di Semarang diperkarakan anaknya. Hanya gara-gara mobil dipakai oleh ibunya. Dan anaknya menuntut mobil itu diberikan kepadanya.

Tidak main-main, tuntutannya sampai Rp 200 juta rupiah. Jika tidak bisa membayar, maka rumah ibunya harus dijadikan jaminan.

Betapa hancur sang ibu mendapati situasi semacam itu.

Dalam keluarga tersebut jelas tidak ada kedamaian. Sang anak berada dalam situasi memusuhi ibunya gara-gara harta (duniawi).

Dalam amanat perpisahan-Nya, Tuhan Yesus berkata kepada para murid-Nya:

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”

Tuhan tidak meninggalkan harta duniawi kepada para murid, sebab harta duniawi bisa menjadi sumber konflik.

Saat Yesus meninggalkan dunia, jelas Ia tidak mau para murid-Nya hidup dalam kegelisahan, ketakutan serta ketiadaan damai.

Yesus ingin para murid hidup saling mengasihi sesuai Hukum Kasih-Nya dan ini hanya bisa didapatkan dalam kedamaian.

Yesus akan pergi ke rumah Bapa-Nya di surga, dan Ia harus mempersiapkan mental para murid-Nya. Tuhan Yesus berjanji akan datang kembali menjemput para murid-Nya dan tentu saja kita semua.

Rasul Paulus dan Barnabas dalam perjalanan misinya ke Asia selalu mendapatkan pertentangan dari orang-orang Yahudi diaspora. Mereka dianggap merusak Hukum Taurat dan tradisi nenek moyang Yahudi.

Di Listra, mereka bahkan dilempari batu hingga hampir mati.

Namun Paulus dan Barnabas tidak sedikit pun dendam kepada orang-orang itu. Dengan kasih dan damai mereka tetap fokus dalam pewartaan.

Ketika pulang ke Antiokhia, Paulus dan Barnabas menceritakan pengalaman mereka bagaimana Allah melakukan pekerjaan-Nya lewat perantaraan mereka. Bahwa Allah telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.

Meski mengalami kesengsaraan fisik namun hati mereka penuh dengan kedamaian saat mewartakan Kabar Gembira kepada bangsa-bangsa lain.

Pesan hari ini

Tuhan Yesus meninggalkan damai sejahtera kepada para pengikut-Nya karena itu adalah suatu kondisi yang diidamkan setiap orang.

Dalam pelayanan, mungkin juga akan mengalami penderitaan atau penghinaan namun bukan alasan untuk tidak menjaga kedamaian hati.

Sebab damai itu indah.

“Kedamaian dunia dimulai dengan kedamaian batin. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here