Kelola Amarahmu

0
363 views
Ilustrasi - Musa meluapkan amarahnya dengan memukulkan tongkatnya. (Ist)

Bacaan 1: Bil 20:1 – 13
Injil: Mat 16:13 – 23

MARAH adalah salah satu emosi dasar. Secara keimanan, marah merupakan salah satu dari tujuh dosa pokok yang harus dihindari.

Karena upah dosa adalah maut.

Pendiri aliran psikologi behaviorisme John B. Watson menyebutkan, manusia memiliki tiga emosi dasar. Yaitu takut, marah, dan kasih sayang.

Seorang pedagang bakso di Bekasi meluapkan amarahnya kepada seorang rentenir, karena tersinggung ditagih utangnya.

Ia harus membayar Rp 5,000 per hari untuk hutangnya sebesar Rp 100,000.

Saat itu, ia benar-benar tidak memiliki uang. Dagangan baksonya sepi pembeli dalam beberapa hari itu.

Sudah tiga hari, ia tidak mampu membayar cicilan hutangnya. Dalam kondisi tekanan hidup yang membebaninya, ia menjadi kalap dan membunuh tukang rentenir itu.

Apa pun alasannya, ia terancam hukuman 20 tahun penjara. Bahkan maksimal seumur hidup.

Orang marah tentu kehilangan kasih sayang.

Musa tidak mampu menahan emosinya, karena tekanan yang dihadapinya dari bangsanya Israel.

Saat di padang gurun, bangsanya menginginkan air karena kehausan.

Mereka bahkan sampai mengerumuni Musa dan Harun minta pertanggungjawaban.

Oleh Tuhan, Musa diberi kuasa untuk memberi air kepada bangsanya hanya dengan berkata memberi perintah dinding bukit untuk mengeluarkan air.

Namun apa yang terjadi, Musa justru emosi marah, memukul dinding bukit hingga dua kali dengan tongkatnya dan dinding itu mengeluarkan air.

Dalam Kitab Suci, “Bukit Batu” melambangkan Allah.

Mzm 18:3, “Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku.”

Kemarahan Musa telah dianggap menghina kekudusan Allah dan berdosa. Sehingga Musa dan Harun dihukum Allah, tidak boleh memasuki “Tanah Terjanji”.

Mereka mati sebelum sampai kesana.

Marah adalah dosa dan dosa adalah hasil pekerjaan iblis.

Maka ketika Petrus dirasuki iblis untuk menggoda Yesus dengan kekuasaan Mesias duniawi, ia dihardik-Nya.

“Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Yesus mengumumkan secara terus terang bahwa masa depan duniawi-Nya akan mencakup penderitaan dan kematian sesuai dengan rencana Bapa-Nya.

Keberatan terhadap kemungkinan penderitaan Mesias dianggap datang dari Iblis, sebagai suatu batu sandungan bagi-Nya dan semata-mata pemikiran manusia.

Pesan hari ini

Marah bisa menghancurkanmu, baik kehidupan duniamu maupun kehidupanmu selanjutnya.

Maka, marah harus dibuang jauh-jauh sebab ia datang dari Iblis.

“Belajar mengalah adalah langkah pertama untuk menjadi pemenang. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here