Laporan dari Chile: Tahun Baru Kaum Indian Mapuche

0
166 views
Tahun Baru Kaum Indian Mapuche di Chile. (Pastor Lenito SVD)

TAHUN Baru bukanlah hal yang baru bagi kita, lantaran setiap tahun kita selalu merayakannya pada hari dan bulan pertama menurut kalender Tahun Masehi.

Namun demikian, setiap tradisi budaya dan agama punya penanggalan Tahun Baru berbeda dengan Tahun Baru Masehi.

Misalnya, di Indonesia, kita tentu saja cukup kenal akrab dengan tradisi Tahun Baru China atau Imlek dan Tahun Baru Hijriyah dalam Islam.

Barangkali kita berpikir bahwa hanya dua kebudayaan tersebut yang memiliki tradisi dalam merayakan Tahun baru.

Eh, ternyata kaum Indian di Benua Amerika Latin juga memiliki Tahun Barunya lho. Di Chile, Kaum Indian (Mapuche) biasanya merayakan Tahun Baru Mapuche (el We Tripantu) antara tanggal 21 atau 24 Juni persis pada saat memasuki musim dingin.

Tahun ini, Pemerintah Chile menetapkan Tahun Baru Mapuche jatuh pada 21 Juni.

Ibadat inkulturasi merayakan Tahun Baru di antara Kaum Indian Mapuche di Chile, Amerika Latin. (Pastor Leonito SVD)
Merayakan Tahun Baru di Chile bersama Kaum Indian Mapuche dengan Ibadat Sabda sederhana di halaman paroki. (Pastor Leonito SVD)

Ibadat inkulturasi

Dalam rangka menyambut perayaan Tahun Baru Kaum Mapuche tahun 2021 ini, Paroki Hati Kudus Yesus Quepe, Chile mengundang Kaum Indian merayakan Tahun Baru Mapuche dengan sebuah Ibadat Sabda sederhana.

Perayaan ini dipimpin oleh Pastor Agustinus Naru SVD didampingi Diakon Rodolfo.

Dalam sambutannya, misionaris asal Bajawa di Flores ini mengajak seluruh umat yang hadir untuk membaharui hidup mulai dari titik yang baru.

Persis seperti rotasi matahari yang selalu mulai dari titik awal yang baru.

Sementara itu, sebagai bagian dari komunitas Kaum Indian Diakon Rodolfo menekankan kepada setiap Kaum Indian di Perayaan Tahun Baru tersebut akan pentingnya nilai kehidupan baru dalam kehidupan setiap kaum Indian.

Sama seperti alam yang selalu memberi kehidupan baru kepada manusia.

Jumlah umat yang hadir dalam perayaan ibadat inkulturasi Tahun Baru ini kurang lebih hanya 20 orang  saja. Ini sesuai protokol kesehatan di Chile.

Dalam perayaan sederhana ini, Pastor Agustinus Naru SVD dan umat yang hadir mengenakan pakaian tradisional Indian sebagai aksi inkulturasi dan penghormatan Gereja Katolik terhadap budaya lokal.

Perayaan ini dilangsungkan di halaman Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Quepe.

Sekalipun hanya Ibadat Sabda dan diguyur oleh hujan, namun perayaan tersebut berjalan dengan penuh hikmat dan kegembiraan.

Seluruh umat yang menghadiri perayaan inkulturasi ini merasa sangat gembira karena walaupun di masa yang sangat sulit mereka masih bisa merayakan Tahun Baru Mapuche.    

Semua berbusana pakaian adat tradisional Indian. (Pastor Leonito SVD)

Makna Ritus El We Tripantu

El We Tripantu adalah ritual Tahun Baru kaum Indian di Chile.

Ada beberapa arti harafiah dari el We Tripantu dalam bahasa Spanyol, yaitu:

  • La vuelta del sol” artinya kembalinya matahari.
  • La nueva salida del sol y la luna” artinya terbitnya matahari baru dan bulan baru.
  • Namun juga bisa diartikan sebagai simbol berakhirnya tahun yang lama dan dimulainya Tahun Baru dan kehidupan baru bagi kaum Indian.

El We Tripantu bagi Kaum Indian Mapuche dimaknai sebagai salah satu hari paling suci dalam tradisi kehidupan mereka.

Biasanya hari khusus ini dirayakan pada malam sebelumnya sebagai simbol berakhinya tahun yang lama dan pada saat fajar menyingsing sebagai simbol kedatangan Tahun Baru.

Lazimnya dalam perayaan tersebut, Kaum Indian mandi di sungai atau danau sebagai simbol mereka siap menerima siklus baru dan kembalinya cahaya matahari yang baru.

Menurut tradisi,  dalam perayaan ini dilakukan di lapangan terbuka dan setiap kaum Indian melakukan ritus berjalan mengelilingi empat titik mata angin.

Ritus tersebut memiliki tujuan spiritual, yaitu agar setiap orang bisa bertemu dan menyatu baik dengan Roh Paling Unggul (Sang Pencipta), roh leluhur yang telah meninggal maupun dengan sesama.

Dalam perayaan Tahun Baru ini, Kaum Indian Mapuche mengenakan pakaian tradisional mereka dan biasanya setelah perayaan diadakan perjamuan bersama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here