Puncta 29.08.20: Dendam Kesumat

0
265 views
Ilustrasi: Dendam. (ist)


PW. Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
Markus 6: 17-29

SAKIT hati yang tersimpan akan membara dan meledak tak terduga. Dendam itu akan membesar dan menunggu pemantiknya seperti bom tersulut dan booomm… menghancurkan semuanya.

Janji suci Sang Dewabrata untuk tidak menikah selamanya menjadi kepiluan bagi Dewi Amba yang jatuh cinta kepadanya.

Sumpah Dewabrata itu membawa maut bagi Dewi Amba. Ia mati di tangan kekasihnya. Maut tidak menghapus sakit hatinya, karena ditolak cintanya.

Ia berjanji akan menunggu Bisma untuk masuk alam baka saat Bharatayuda. Senopati perempuan, Srikandi akan menjadi jalan menjemput Bisma memasuki cinta abadi.

Dendam kesumat juga dialami oleh Dewi Gendari. Ia menjadi putri boyongan Pandu bersama Dewi Kunti dan Dewi Madrim.

Tetapi Dewi Gendari diberikan kepada Destarastra, kakak Pandu yang buta. Ia sakit hati dan dendam kepada Pandu dan seluruh keturunannya.

Ia bersumpah anak-anaknya akan membenci dan memusnahkan anak-anak Pandu yakni Pandawa. Selamanya para Kurawa tidak pernah akur dengan para Pandawa.

Kematian Santo Yohanes Pembaptis yang kita rayakan hari ini adalah karena dendam kesumat. Ia mengecam tindakan tidak benar Herodes Antipas yang mengambil Herodias, istri Herodes Filipus, saudaranya. Herodias menyimpan dendam kesumat kepada Yohanes Pembaptis.

Tibalah saat pembalasan. Herodes ulangtahun dan anaknya, Salome menari menyukakan hati para tamu. Herodes bersumpah mau memberikan apa saja yang diminta anaknya. Ibunya memanfaatkan moment itu untuk melampiaskan dendamnya. Ia meminta kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.

Hati-hatilah, jangan bersumpah sembarangan dan menyimpan dendam. Hal itu ibarat bom waktu yang tinggal menunggu letupan sumbunya untuk meledak.

Percikan kecil saja akan menghancurkan segalanya. Herodes bersumpah sembarangan. Herodias menyimpan dendam kesumat.

Keduanya diledakkan oleh kemabukan tarian anaknya. Yohanes menjadi korban cinta buta dan ketidakadilan.

Yohanes teguh pada kebenaran. Ia mati demi memperjuangkan kebenaran. Pejuang sejati berani menghadapi segala resiko. Itulah yang dilakukan Yohanes Pembaptis.

Ditawari surga atau emas bongkahan.
Terserah kita mau pilih yang mana.
Yohanes Pembaptis membela kebenaran.
Dialah teladan dan kekuatan iman kita.

Cawas, mau emas murni?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here